Laman Techcrunch pada Jumat (23/6) melaporkan Continuum Space Systems, startup berusia dua tahun yang berbasis di Pasadena, Amerika Serikat ingin mengubahnya dengan platform terpadu untuk mendukung seluruh siklus hidup misi luar angkasa.
Baca juga: Stasiun luar angkasa China nantikan partisipasi astronaut asing
Untuk mencapai tujuan itu, Continuum hari ini mengumumkan bahwa mereka telah menutup putaran perpanjangan modal senilai 3 juta dolar AS atau sekitar Rp 44 miliar, sehingga total dana yang dihimpun hingga saat ini menjadi 6 juta dolar AS atau hampir Rp 90 miliar.
Tahap pendanaan terbaru ini dipimpin oleh Prophetic Capital Partners, dengan partisipasi tambahan dari Mandala Space Ventures, Explorer 1 Fund, Freeflow Ventures, dan Unlock Venture Partners.
Startup ini memiliki hubungan dekat dengan Jet Propulsion Laboratory NASA dan Institut Teknologi California, universitas yang mendirikan dan mengelola lab tersebut.
Di situs webnya, perusahaan menggambarkan platform berbasis cloud sebagai platform yang dapat melihat manajemen misi dari konsep hingga penyelesaian.
Platform suite mencakup simulasi untuk desain pesawat ruang angkasa, penyebaran dan operasi, dan analisis kinerja pesawat ruang angkasa dan cocok untuk misi atau konstelasi satelit tunggal.
“Platform kami memungkinkan tim luar angkasa untuk merencanakan, merancang, dan menguji secara lebih efektif sepanjang siklus hidup misi sehingga pelanggan dapat fokus pada prioritas misi utama mereka,” kata CEO Continuum Marc Fagan.
Adapun pelanggan perusahaan tersebut di antaranya Radian Aerospace, Accion Systems, dan US Space Force.
Baca juga: Microsoft tak sengaja bocorkan Lumia Phone X
Baca juga: China kembali luncurkan satelit eksperimen luar angkasa baru
Baca juga: Jajal pengalaman jadi penjelajah luar angkasa di Kennedy Space Center
Penerjemah: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023
