Para pelaku harus dikejar sampai ketemu..."
Jakarta (ANTARA News) - Pendeta Marten Luther Wanma dari Papua menyampaikan pesan untuk Menkopolhukam Djoko Suyanto terkait penembakan yang menyebabkan delapan prajurit TNI gugur.

"Saya sangat menyesalkan atas terjadinya penembakan oleh kelompok sipil bersenjata yang mengakibatkan 8 anggota TNI gugur," katanya dalam pesan untuk Menkopolhukam yang diterima di Jakarta, Kamis.

Kejadian itu, katanya, akan merusak situasi keamanan yang sudah kondusif dan menghambat upaya-upaya pembangunan di Papua.

Djoko Suyanto dalam keterangan kepada pers mengatakan, ada dua kelompok bersenjata yang berbeda terlibat dalam penghadangan dan penyerangan anggota TNI di Kabupaten Puncak Jaya dan Kabupaten Puncak, Papua, Kamis, sehingga mengakibatkan delapan prajurit TNI gugur.

Menkopolhukam menyebutkan kelompok bersenjata yang melakukan penyerangan di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya yang mengakibatkan satu orang tewas itu diduga kelompok bersenjata Goliat Tabuni.

"Hal tersebut berdasarkan perkiraan intelijen yang dimiliki aparat bahwa daerah tersebut, diindikasikan merupakan tempat aktivitas kelompok bersenjata pimpinan Goliat Tabuni," kata Djoko.

Sementara penghadangan dan penyerangan oleh kelompok bersenjata di Kampung Tanggulinik, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak terhadap 10 anggota Koramil Sinak, Kodim 1714/Puncak Jaya yang sedang menuju Bandara Sinak untuk mengambil logistik dan radio kiriman dari Nabire, menyebabkan tujuh anggota TNI tewas itu diduga kelompok bersenjata pimpinan Murib.

Menkopolhukam memerintahkan Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Christian Zebua dan Kapolda Papua irjen Pol Tito Karnavian untuk melakukan koordinasi dan integrasi dalam upaya pengejaran terhadap kelompok-kelompok bersenjata itu.

"Para pelaku harus dikejar sampai ketemu dan segera diproses hukum siapapun yang terlibat. Mudah-mudahan pelaku penembakan, penghadangan bisa ditangkap dan jelas siapa pelaku dan motif serta berasal kelompok mana yang bertanggung jawab," kata Djoko.

Meskipun demikian, menurut Djoko, kejadian itu tidak mencerminkan situasi Papua secara umum. Papua saat ini masih dalam situasi kondusif sehingga masyarakat dapat melaksanakan aktivitas sehari-harinya dengan aman dan lancar.

Pemerintah mengutuk keras tindakan brutal yang dilakukan oleh kelompok-kelompok bersenjata itu.

Penyerangan terhadap pos Satgas TNI di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya oleh kelompok bersenjata sekitar pukul 09.30 WIT menyebabkan Pratu Wahyu Bowo tewas karena mengalami luka tembak dibagian dada dan leher.

"Satu orang lainnya, yang merupakan Komandan Pos Satgas, Lettu Inf Reza hanya mengalami luka tembak di bagian lengan kiri," katanya.

Peristiwa kedua, terjadi sekitar pukul 10.30 WIT, di mana terjadi penghadangan dan penyerangan oleh kelompok bersenjata di Kampung Tanggulinik, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak terhadap 10 anggota Koramil Sinak, Kodim 1714/Puncak Jaya, yang sedang menuju Bandara Sinak untuk mengambil logistik dan radio kiriman dari Nabire. Peristiwa penyerangan itu menyebabkan tujuh orang tewas. 

Ketujuh korban tewas itu, yakni Sertu Ramadhan, Sertu M Udin, Sertu Frans, Sertu Edi, Praka Jojon, Praka Wemprik dan Pratu Mustofa. (B009/S023)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013