Jakarta (ANTARA) - Ponsel cerdas Android terbaru menawarkan berbagai cara berbeda untuk mengunci layar, mulai dari mengatur kunci pola, PIN atau kata sandi, hingga sidik jari atau bahkan wajah.

Kaspersky dalam siaran pers, Jumat, membagikan sejumlah metode paling aman dan praktis untuk mengunci ponsel pintar.

Kode PIN
Sistem operasi modern secara efektif mencegah penyusup menebak kode PIN dengan membatasi jumlah upaya masuk dan meningkatkan interval antara upaya baru.

Oleh karena itu, secara teori, kode PIN — terutama yang panjang, terdiri dari enam atau delapan digit — bisa menjadi opsi yang cukup aman untuk melindungi ponsel pintar. Tetapi ada beberapa poin penting yang perlu diingat.

Pertama, untuk memastikan keamanan maksimum, sebuah PIN idealnya berupa deretan angka acak. Tetapi, kebanyakan orang cenderung menetapkan sesuatu yang mudah ditebak — paling sering berdasarkan tanggal lahir mereka sehingga kode pin lebih mudah untuk dibobol.

Kedua, agar kode PIN dapat melindungi ponsel secara efektif, kode tersebut harus dirahasiakan.

Rata-rata orang membuka kunci ponsel cerdas mereka sangat sering, bahkan hingga ratusan kali sehari. Oleh karena itu, jika seseorang ingin mengintip kode PIN Anda, mereka memiliki banyak peluang.

Baca juga: Sembilan aturan dasar membuat kata sandi yang kuat

Kata sandi
Kata sandi yang rumit, dengan mengombinasikan karakter yang menggunakan angka dan huruf jauh lebih aman daripada kode PIN yang panjang sekalipun.

Dengan batasan yang diberikan oleh sistem operasi pada jumlah upaya masuk, hampir tidak mungkin untuk menebak kata sandi sehingga metode itu juga lebih sulit untuk diintip dan diingat.

Namun, terdapat kekurangan yang jelas bahwa memasukkan kata sandi yang panjang ratusan kali sehari menjadi sangat membosankan. Maka, tindakan pengamanan seperti itu hanya cocok sebagai opsi cadangan, yang melengkapi upaya lebih nyaman dalam membuka kunci ponsel, seperti menggunakan sidik jari.

Kunci pola/Pattern Lock
Kunci pola mungkin merupakan cara yang paling tidak aman untuk melindungi ponsel pintar. Secara teori, ada sekitar 390 ribu kemungkinan pola kunci pada perangkat Android.

Beberapa dari mereka benar-benar kompleks. Namun, pada prakteknya kebanyakan orang menggunakan pola yang sangat pendek dan mudah ditebak.

Dalam sekitar 50 persen kasus, pola dimulai dari sudut kiri atas, artinya, titik awalnya sangat mudah diprediksi, dan tentu saja, orang cenderung menggunakan bentuk yang mudah diingat untuk kunci pola mereka.

Itu membuat menebak sebuah pola yang tepat jauh lebih mudah daripada yang diduga. Selain itu, tidak terlalu sulit untuk mengintip seseorang yang memasukkan kunci pola dan mengingatnya.

Gerakan jari yang khas lebih mudah dilacak daripada menyentuh tombol virtual.

Selain itu, memasukkan pola sering kali meninggalkan bekas di layar, yang semakin meningkatkan peluang keberhasilan peretasan. Mengingat semua hal di atas, Kaspersky sangat menyarankan untuk tidak menggunakan kunci pola untuk melindungi ponsel cerdas Anda.

Baca juga: Studi: pola kunci Android cenderung terlalu sederhana

Sidik jari
Teknologi yang digunakan untuk membuka kunci ponsel cerdas dengan sidik jari sudah hadir sejak 10 tahun lalu, jadi sekarang sudah teruji dengan baik.

Namun, metode tersebut tetap memiliki kekurangan. Ada beberapa cara untuk masuk ke ponsel dengan membuat sidik jari palsu dari pemilik ponsel. Selain itu, para peneliti baru-baru ini menemukan sejumlah kerentanan terkait dengan metode autentikasi itu

Ada serangan yang mengeksploitasi kerentanan ini bernama BrutePrint yangmemungkinkan peretas untuk memaksa mekanisme pengenalan sidik jari.

Namun, ini semua adalah teknik canggih yang membutuhkan keahlian tingkat tinggi, serta peralatan khusus tertentu serta menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk meretas.

Oleh karena itu, bagi sebagian besar pengguna Android, autentikasi sidik jari masih menjadi opsi yang aman.Kaspersky menyebut opsi terbaik untuk membuka kunci ponsel Adroid sehari-hari masih berupa sidik jari, yang dapat dilengkapi dengan kode PIN yang panjang atau, lebih baik lagi, kata sandi yang rumit, sebagai metode cadangan.

Pengenalan wajah
Sayangnya, untuk Android tidak ada analog lengkap dari teknologi ID wajah yang sudah mapan seperti yang digunakan pada iPhone. Ponsel cerdas Android menggunakan kamera depan untuk pengenalan wajah.

Kaspersky menilai metode itu jauh lebih tidak aman dan mudah untuk diakali. Bahkan apabila pengguna menggunakan ponsel pintar Android lain yang memungkinkan mengonfirmasi pembayaran dengan wajah, kecil kemungkinan teknologi yang berjalan di atasnya lebih aman.

Menurut pandangan Kaspersky, untuk pemilik ponsel pintar Android lebih baik menghindari menggunakan pengenalan wajah untuk membuka kunci ponsel.

Dengan demikian, cara aman melindungi ponsel pintar Android adalah sidik jari untuk membuka kunci setiap hari, ditambah kode PIN yang panjang — atau bahkan lebih baik lagi, kata sandi yang kuat — sebagai cadangan.

Baca juga: Pakar sebut gawai terlalu banyak aplikasi rentan diretas

Baca juga: Lima langkah amankan ponsel Android dari kejahatan siber

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023