London (ANTARA News) - Badan sepakbola dunia FIFA yang saat ini sibuk menyelenggarakan perhelatan akbar kejuaraan sepakbola dunia di beberapa kota di Jerman dari 9 Juni hingga 9 Juli, ternyata tidak hanya mengurus tim sepakbola dari berbagai negara di dunia, tetapi juga memiliki program kemanusiaan lainnya. Semua itu dilakukan sesuai dengan misi FIFA memasyarakatkan sepakbola yang lebih baik ke dunia dan membuat dunia tempat yang lebih baik. "Our missionis to make the game better, take it to the world and make the world a better place," ujar Presiden FIFA Joseph S Blatter yang dimuat dalam buku laporan aktivitas FIFA . Pada Kongres FIFA yang digelar selama dua hari 6 dan 7 Juni di Munich, FIFA juga mengumumkan hasil Kongres di Marakeh September tahun lalu yaitu menyambut dua anggota baru yaitu Timor Leste, yang dulu berada dalam Indonesia, dan Komoro sebagai keluarga sepakbola internasional, FIFA Family. FIFA merupakan satu organisasi yang memiliki pengaruh luar biasa terhadap pengembangan persepakbolaan dunia, ujar Pelaksana Ketua Umum PSSI Ir Agusman Effendi saat berbincang-bincang di Hotel Hilton, Munich, Jerman, usai pembukaan Piala Dunia 2006. Bahkan, kata Ketua Komisi VII DPR itu, program-program yang dijalankan FIFA direncanakan dengan baik, dan masalah pendanaan sangat transparan. Dalam laporan aktivitas FIFA yang dikeluarkan pada saat Kongres ke-56 FIFA di Munich, disebutkan FIFA telah membantu program kemanusiaan di Aceh dan juga di seluruh dunia seperti membantu para korban terkena angin ribut di Amerika Serikat, membantu rakyat di Pelestina, Sudan, Pakistan dan juga di Guatemala. Musibah yang menimpa beberapa negara akibat tsunami yang terjadi sehari setelah perayaan Natal dua tahun lalu itu, FIFA memiliki proyek khusus tsunami selain di Indonesia juga di Bangladesh, Srilangka, India, Thailand dan Maldives yang kesemuanya berkaitan dengan pengembangan sepakbola. Bantuan itu berupa pembangunan kembali lapangan sepakbola yang telah luluh lantak akibat bencana alam, penyediaan infrastruktur untuk klub sepakbola, pelatihan sepakbola untuk anak-anak korban tsunami, penyelenggaraan kompetisi sepakbola dan juga penyediaan peralatan sepakbola Menurut Agusman, FIFA ikut membantu merenovasi sarana olahraga di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), dengan bantuan sebesar 3,5 juta dolar AS atau sekitar Rp35 miliar untuk membangun dan merenovasi sarana olahraga yang mengalami kerusakkan akibat gempa bumi dan tsunami. Inovasi baru FIFA juga memiliki tanggungjawab sosial untuk mengembangkan dan memajukan sepakbola di berbagai negara dengan ikut menyelenggarakan kompetisi dan mengadakan inovasi baru seperti penyelenggaraan sepakbola pantai yang cukup dikenal di Rio de Janeiro dan Jepang. Penyelenggaraan kompetisi tidak saja digelar untuk memperebutkan Piala Dunia FIFA setiap empat tahun sekali, tetapi juga mengadakan kejuaraan FIFA Club World Championship yang diluncurkan di Brazil tahun 2000, serta Toyota Cup di Jepang yang penyelenggaraannya cukup sukses. Proyek untuk kalangan remaja, FIFA mengelar World Youth Championship di Belanda dan di bawah usia 17, yaitu dengan program baru di dunia untuk kejuaraan sepakbola U-17 di Meksiko. Di Indonesia, menurut Agusman, FIFA memiliki proyek Goal, program yang membantu pengembangan persepakbolaan nasional dari berbagai aspek mulai dari pembinaan sampai pembangunan infrastruktur telah berlangsung sejak tahun 2003. Implementasi proyek Goal disesuaikan dengan prioritas masing-masing negara, di mana pemilihan peserta proyek Goal dilakukan empat tahun sekali. Selama program ini berjalan sejak 1999, FIFA telah membantu sebanyak 117 negara termasuk Indonesia. Proyek Goal ini masih terus berlangsung. "Saat ini PSSI mencari lahan tanah untuk membuat lapangan sepakbola," ujar Ketua Komisi VII DPR yang membidangi Energi dan Sumber Daya Mineral Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi itu.(*)

Oleh Oleh Zeynita Gibbons
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006