Jakarta (ANTARA News) - Indonesia menargetkan produksi mobil sebanyak 700 ribu sampai 750 ribu unit pada 2009 dan menjadi basis produksi sedan kecil serta kendaraan serba guna (MPV) para produsen otomotif dunia. "Itu tiga tahun lagi dan memang agak berat, serta butuh investasi baru," ujar Dirjen Industri Alat Angkut dan Telamatika (IATT) Budi Darmadi di Jakarta, Selasa. Menurut dia, selain produsen otomotif Jepang, produsen otomotif dari Eropa dan Amerika Serikat juga telah menyatakan minatnya untuk menambah investasi melihat pasar Indonesia yang akan terus tumbuh. "Mereka (produsen otomotif Eropa dan AS) akan menambah investasi di sedan, karena mereka lebih ahli di situ. Kalau truk dan pick up di Thailand," katanya. Budi mengatakan untuk menjaring para produsen otomotif menambah investasi, pemerintah akan memberikan insentif. Sayangnya ia tidak mau menyebutkan jenis insentifnya. Ia juga mengatakan perluasan investasi tersebut diharapkan tidak hanya untuk menggarap pasar dalam negeri maupun ASEAN, tapi juga dunia. "Kita ingin selain pasar ASEAN, Indonesia juga bisa menjadi basis produksi dunia, di luar ASEAN, yang potensinya besar," katanya. Ia mencontohkan Afrika Selatan walaupun penduduknya hanya puluhan juta tapi permintaan mobilnya tinggi mencapai 400 ribu unit. Demikian juga dengan Timur Tengah dan Amerika Latin. "Jadi (pasar) di luar ASEAN jangan dibiarkan, nanti diambil orang lain," katanya. Saat ini, kata dia, ekspor mobil Indonesia baru mencapai sekitar 60 ribuan, jauh dibandingkan Thailand yang memiliki produksi sekitar satu juta unit yang sekitar 500 ribu diantaranya diekspor. Berdasarkan data Deperin pada 2005, kapasitas produksi industri mobil di Indonesia mencapai 855 ribu unit dan pemanfaatan kapasitas produksi (utilisasi) baru mencapai 60 sampai 65 persen. Budi mengharapkan pada 2006 penjualan mobil di dalam negeri bisa menembus angka 400 ribu unit, meskipun kalangan pelaku bisnis otomotif memperkirakan sekitar 360 ribu unit.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006