Jakarta (ANTARA News) - Penjualan mobil listrik yang 'anjlok' membuat produsen mobil berpikir ulang untuk berinvestasi menggarap kendaraan model ini.

Produsen mobil yang fokus ingin menggarap teknologi baterai hanya ada delapan persen. Sisanya, produsen mobil akan merubah investasi mereka dengan merampingkan kapasitas mesin bensin dan hibrida, demikian hasil sebuah survei terbaru terhadap 200 produsen mobil di dunia.  

Para eksekutif produsen mobil juga ragu bahwa mobil listrik akan untung dalam waktu singkat dan menjadi pemain utama di pasar mesin efisien dan bersih. 

"Hasil yang mengungkapkan tingginya kesadaran akan mobil listrik tidak cukup memberikan harapan," simpul laporan KMPG seperti dikutip inautonews pada Sabtu (9/2). 

Nissan Leaf adalah mobil listrik terlaris di Eropa dengan penjualan sebanyak 5.341 unit pada tahun lalu, gagal mencapai target penjualan yaitu 9.000 unit.

Pada Januari-Oktober 2012, hanya ada 15.272 mobil listrik yang terjual di Eropa, walaupun pemerintah telah memberikan insentif senilai ribuan euro. 

Kendala utamanya adalah kurangnya stasiun pengisian bahan bakar dan harga mobil listrik yang terlalu mahal.

Di Inggris, Nissan dibandrol 27.960 euro, itupun setelah mendapat diskon dari pemerintah senilai 5.000 euro. 

Audi telah mengganti mobil super R8 versi listrik e-tron dengan model kompak A3 plug-in versi hibrida yang diharapkan masuk pasar pada 2014.  

Mobil listrik Renault Zoe dijual mulai 13.700 euro setelah mendapatkan subsidi pemerintah 7.000 euro.

(adm)

Penerjemah: Adam Rizallulhaq
Copyright © ANTARA 2013