Istanbul (ANTARA) - Pemerintah Jepang pada Selasa berencana menarik investasi senilai 15 triliun yen (sekitar Rp1.600 triliun) dalam pasokan hidrogen selama 15 tahun ke depan untuk mempercepat dekarbonisasi di negara tersebut.

Versi revisi dari Strategi Hidrogen Dasar, yang menguraikan rencana Jepang untuk meningkatkan pasokan hidrogen sebanyak enam kali lipat dari 2 juta ton saat ini ton menjadi sekitar 12 juta ton pada 2040, juga telah disetujui dalam pertemuan para menteri terkait, menurut Kyodo News di Tokyo.

Inisiatif yang melibatkan sektor publik dan swasta itu bertujuan mendorong pemanfaatan hidrogen dan mempercepat proses dekarbonisasi, menurut kantor berita tersebut.

"Kami ingin terus membangun rantai pasokan hidrogen di Asia dan kawasan Indo-Pasifik dengan lebih memperluas teknologi (hidrogen) Jepang, yang kini terdepan di dunia," kata Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Yasutoshi Nishimura kepada wartawan di Tokyo.

Langkah itu melibatkan kolaborasi dengan Australia serta negara-negara Timur Tengah dan Asia.

Karena hidrogen dapat menggerakkan kendaraan bertenaga fuel cell (FCV), pemerintah Jepang juga berencana mendukung perluasan penggunaan hidrogen dalam produksi bahan bakar sintetik dan amonia.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyatakan keinginan kuat pemerintahnya untuk mempercepat pembentukan rantai pasokan global guna meningkatkan pasokan hidrogen, kata Kyodo News.

Tokyo telah berkomitmen untuk mencapai netralitas karbon pada 2050, selain mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 46 persen pada 2030.

Pemerintah Jepang berharap dunia usaha akan terdorong untuk berpartisipasi lebih aktif dalam inisiatif hidrogen guna mencapai komersialisasi pembangkit listrik hidrogen pada 2030.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Aktivis dan pengusaha desak Jepang perbanyak energi terbarukan
Baca juga: Jepang enggan percepat dekarbonisasi ketenagalistrikan G-7

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023