Beijing (ANTARA) - C919, pesawat berlorong tunggal rancangan Commercial Aircraft Corporation of China Ltd  (COMAC), sukses menuntaskan penerbangan komersial pertamanya dari Shanghai ke Beijing pada Minggu (28/5) yang sekaligus menjadi momen masuk resminya pesawat ini ke pasar penerbangan sipil.

"Debut komersial C919 yang sukses ini mengartikan jet buatan China memperoleh akses ke pasar pesawat berlorong tunggal dengan kapasitas 150 hingga 200 kursi yang merupakan salah satu pasar paling kompetitif dalam penerbangan sipil," kata pakar penerbangan Han Tao kepada Securities Daily.

Diluncurkan pada 2007, C919 pertama kali masuk lini produksi pada 2015. Pada 2017, model ini berhasil melakukan penerbangan perdananya.

Pesawat C919 resmi masuk layanan reguler maskapai China Eastern Airlines pada Senin (29/5) untuk melayani rute Shanghai-Chengdu di Provinsi Sichuan. Maskapai ini mengungkapkan bahwa dengan bergabungnya C919 ke dalam armada mereka, pesawat baru itu akan secara bertahap dioperasikan untuk melayani rute-rute lainnya.

Menurut COMAC, sejauh ini sudah ada 1.061 pesanan pesawat C919 dari berbagai pelanggan.

Model C919 memiliki keunggulan baik dari segi kinerja maupun harga, kata Cinda Securities, yang memperkirakan  operasi komersial pesawat ini bakal menggenjot pengaruh pasarnya.

Berdasarkan penaksiran pasar yang dirilis COMAC pada akhir 2022, China diperkirakan menjadi pasar penerbangan sipil terbesar di dunia pada 2041.

Dalam periode 2022-2041, pasar penerbangan sipil China akan menerima 9.284 pesawat baru yang merupakan 21,9 persen dari total pengiriman global, kata COMAC. Jumlah ini mencakup 6.288 pesawat jet berlorong tunggal yang kapitalisasi pasar sekitar 749 miliar dolar AS (Rp11.170 triliun).

Produksi pesawat berukuran besar menjadi peluang  besar bagi pemasok lokal karena akan mendorong kian banyak komponen yang saat ini dibuat di luar negeri, untuk diproduksi di dalam negeri di masa depan, kata CITIC Securities.

Analisi-analis pasar juga meyakini  produksi pesawat berukuran besar di dalam negeri  akan membantu menggenjot berbagai industri, baik hulu maupun hilir.

Pesawat berbadan lebar sendiri sering dianggap primadona industri manufaktur.

"Keberhasilan penerbangan komersial perdana C919 lebih dari sekadar terobosan dalam pembuatan jet domestik," kata analis Essence Securities Zhao Yang.

Zhao melanjutkan, rantai industri pendukung untuk pesawat ini menawarkan keuntungan jangka panjang.

"Sektor-sektor pendukung seperti material pesawat, pemeliharaan, pelatihan personel, dan pengembangan peranti lunak akan menjadi di antara pihak yang diuntungkan," kata Han.

Pewarta: Xinhua
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023