Proyek ini terus berjalan, dengan hubungan yang erat dengan BPJT serta pemangku kepentingan terkait lainnya.
Jakarta (ANTARA) - PT Roatex Indonesia Toll System atau Roatex Indonesia mengungkapkan penerapan uji coba transisi sistem transaksi tol nontunai nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) tetap berjalan di Indonesia.

 Teknologi dari Hongaria yang digunakan untuk penerapan MLFF itu telah diadaptasi untuk lingkungan Indonesia serta tetap memperhitungkan keadaan lokal.

"Proyek ini terus berjalan, dengan hubungan yang erat dengan BPJT serta pemangku kepentingan terkait lainnya. Tentu saja ada sedikit keterlambatan dalam jadwal, tetapi di satu sisi ini 'normal' dalam proyek-proyek besar seperti ini," kata Direktur PT Roatex Indonesia Gyula Orosz dalam keterangannya, di Jakarta, Selasa.

Penjelasan dari Gyula Orosz ini sebagai respons dari kegiatan jumpa wartawan yang dilakukan oleh Musfihin Dahlan di Jakarta pada Selasa ini. Dia menegaskan Musfihin sudah tidak lagi memiliki kapasitas untuk menyampaikan informasi terkait proyek MLFF sejak 22 Mei 2023.

"Berdasarkan hasil keputusan rapat pemegang saham, Musfihin sudah tidak lagi menjabat sebagai Direktur Utama dan CEO PT Roatex Indonesia Toll System. Jadi Musfihin tidak lagi memiliki kapasitas untuk bicara mengatasnamakan PT Roatex Indonesia Toll System," katanya pula.

Lebih lanjut Gyula menyatakan untuk penggunaan teknologi ini telah melewati proses adaptasi dengan lingkungan dan keadaan lokal Indonesia.

“Kami mempertimbangkan kondisi lokal, tetapi itu adalah salah satu masalah dimana ada beberapa individu yang tidak mau menerima pengalaman Hongaria dalam bidang ini, dan dalam teknologi ini,” ujar Gyula.

Gyula menambahkan bahwa berdasarkan hal ini, dapat dikatakan bahwa PT RITS sangat tertarik untuk bekerja sama erat dengan pihak berwenang Indonesia dan kontraktor Indonesia untuk menyelesaikan proyek sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.

Selain itu, terjadinya pergantian manajemen adalah hal yang lumrah dilakukan oleh setiap perusahaan. Dari hasil penilaian yang dilakukan, perusahaan merasa perlu melakukan penyegaran.

"Jadi sungguh hal yang normal dengan adanya pergantian direksi. Kami sejak awal sudah mencoba berkomunikasi dengan Bapak Musfihin, tapi beliau tidak menerimanya. Saya percaya bahwa tidak benar jika harus membedakan antara manajemen Indonesia dan Hongaria, karena seharusnya ada manajemen tunggal dan seragam,” katanya lagi.

Mengenai adanya perbedaan visi, Gyula melihat semuanya justru berada dalam kondisi yang baik. Pihaknya tetap melihat kerja sama bisnis ini memiliki nilai strategis buat semua pihak.

Gyula menjelaskan RITS tidak bisa memaksa untuk menerapkan sistem seperti yang diterapkan di negara lain. “Tapi tanpa modifikasi yang tepat di latar belakang legislatif saat ini pasti sistem tidak bisa bekerja. Ini bukan solusi 'plug-and-play', yang dapat dioperasikan secara mandiri, ini adalah sistem yang sangat kompleks di mana semua kaki harus dipersiapkan dengan baik, yakni Pertama sistem itu sendiri; Kedua, latar belakang legislatif, dan ketiga kerja sama dengan pemangku kepentingan terkait lainnya, terutama kepolisian dan operator jalan tol," katanya pula.

Gyula mengatakan bahwa semuanya masih berjalan baik, dan pihaknya tetap berkomitmen serta memiliki visi yang sama dengan pihak Indonesia.

"Kami rasa semuanya masih berjalan secara baik. Adanya keterlambatan untuk sebuah proyek besar seperti ini tentunya menjadi tantangan buat kami. Tapi kami tetap komitmen dan memiliki visi yang sama dengan pihak Indonesia," ujarnya.

Pernyataan dari Roatex Indonesia ini berbeda dengan yang disampaikan oleh Musfihin Dahlan dalam jumpa pers pada Selasa, di Kantor Roatex, Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 2 Lantai 19 Unit 1903, SCBD Sudirman, Jakarta.
Baca juga: Menteri PUPR: Aplikasi MLFF diluncurkan saat uji coba di Tol Bali
Baca juga: Anggota DPR Dyah Roro Esti dukung penerapan sistem pembayaran tol MLFF

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023