Mataram (ANTARA News) - Jasad Arniati (30), warga Kabupaten Sumbawa, NusaTenggara Barat (NTB) yang dilaporkan tewas dalam kecelakaan lalu lintas, namun diisukan sebagai korban perkosaan dan pembunuhan hingga mengakibatkan kerusuhan, akan diotopsi untuk memperjelas masalah.

"Keputusan akan diotopsi itu merupakan hasil kesepakatan dalam pertemuan koordinasi terpadu yang digelar di Wisma Daerah Kabupaten Sumbawa, Rabu," kata Kabag Humas dan Protokol Setda NTB Tri Budiprayitno, di Mataram, Rabu, usai mendampingi Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi, dalam peninjauan lokasi kerusuhan di Kabupaten Sumbawa.

Gubernur bertolak dari Mataram, ibukota Provinsi NTB menggunakan helikopter milik polri, dan kembali menggunakan helikopter yang sama.

Gubernur memimpin rapat koordinasi terpadu yang digelar di Wisma Daerah Sumbawa itu, yang juga dihadiri Wakil Gubernur NTB H Badrul Munir, Kapolda NTB Brigjen Pol Mochamad Iriawan, dan Komandan Korem (Darem) 162/Wira Bhakti Kolonel Inf Zulfardi Junin, selain Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa serta pimpinan DPRD setempat.

Pertemuan itu juga dihadiri Kepala Staf Kodam (Kasdam) IX/Udayana Brigjen TNI Pratimun, dan perwira dari Mabes Polri.

Tri yang juga hadir dalam rapat tersebut mengatakan salah satu kesepakatan dalam pertemuan itu yakni segera dilakukan otopsi terhadap jasad Arniati, yang melibatkan tim medis independen agar dapat menjawab berbagai kecurigaan yang berkembang menjadi aksi kerusuhan itu.

"Dalam pertemuan itu memang diungkapkan sejumlah alasan yang mendorong perlu dilakukannya otopsi, seperti informasi yang menyebutkan sebelum wanita itu dinyatakan tewas, ia bersama pacarnya terlihat berada di Batu Gong, tempat wisata yang menyediakan sejumlah kafe," ujarnya.

Informasi yang berkembang terkait kematian Arniati, antara lain menyebutkan bahwa Arniati dan pacarnya anggota Polsek Buer, Sumbawa, telah lama menjalin hubungan cinta, namun tidak berujung ke pernikahan.

Pihak tertentu menyebut anggota polisi itu enggan mengawini wanita itu, namun tetap terus berpacaran sehingga seringkali sepasang kekasih itu berbeda pendapat, dan tidak jarang keluarganya ikut memberi masukan.

Dari informasi tersebut, keluarga Arniati kemudian menduga kematian itu mencurigakan, apalagi dilaporkan sebelum kabar kematian tersiar, sepasang kekasih itu diketahui pergi ke kafe di Batu Gong, dan diduga mengkonsumsi minuman beralkohol.

Versi Polda NTB, dalam kerusuhan yang yang dipicu oleh isu menyesatkan yang mengait-ngaitkan kecelakaan lalu lintas dengan unsur SARA itu, sebanyak 35 unit rumah dibakar, puluhan rumah lainnya rusak berat, dua unit toko dan dua swalayan juga dijarah dan dibakar.

Selain itu, empat mobil dan tujuh sepeda motor dibakar, satu unit hotel (Hotel Tambora) dibakar dan satu bengkel dirusak dan dijarah.

Tujuh sepeda motor lainnya dirusak, enam unit toko dibakar, dan 142 unit kios di Pasar Seketeng, Kecamatan Sumbawa, juga dibakar.
(A058/I007)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013