Klaten (ANTARA News) - Rumah Sakit tenda yang didirikan oleh tim medis dari Kuba, sejak mulai beroperasi tanggal 3 Juni 2006 hingga Kamis (8/6), telah merawat sekitar 1.230 orang korban gempa, dan melakukan operasi terhadap tiga pasien. Kepala Tim Medis Kuba, Luis Oliveros, di Klaten, Kamis, mengatakan kebanyakan pasien yang ditangani antara lain menderita hipertensi, infeksi saluran pernafasan serta masalah persendian. Tim medis Kuba mendirikan RS tenda di dua lokasi, yaitu di Kecamatan Gantiwarno dan Prambanan, Klaten. Menurut dia, keberadaan tim medis Kuba tersebut dalam rangka memenuhi tawaran Presiden Fidel Castro kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, untuk memberikan bantuan kemanusiaan bagi korban gempa. "40 jam setelah Presiden Fidel Castro menghubungi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tim medis Kuba yang terdiri dari 135 tenaga medis, langsung diberangkatkan ke lokasi bencana gempa," katanya. Keberadaan tim medis tersebut, kata dia, selalu dipantau langsung oleh Presiden Fidel Castro. Tim medis tersebut memberikan pelayanan kesehatan cuma-cuma bagi para korban gempa dan siap menerima pasien selama 24 jam. Jangka waktu keberadaan tim medis Kuba, kata dia, tergantung dari Pemerintah Indonesia, jika memang kondisi korban gempa dirasa sudah tidak lagi memerlukan perawatan, maka tim medis tersebut akan meninggalkan Indonesia. Dalam bertugas, kata dia, tim medis tersebut tidak mendapat kendala yang berarti, hanya cuaca di Indonesia yang sangat panas. "Masyarakat cukup bersahabat dan menyambut baik keberadaan tim medis tersebut," ujarnya. Sementara itu Lurah Kemudo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Hariyadi mengatakan, masih sangat mengharapkan bantuan medis bagi para korban gempa. "Jika dikatakan bahwa bantuan medis bagi korban gempa sudah sangat mencukupi itu tidak benar, buktinya masih banyak warga yang sangat membutuhkan bantuan kesehatan dari luar negeri," katanya. Dia menuturkan, warganya yang menjadi korban gempa hingga saat ini masih banyak yang belum memperoleh bantuan bahan makanan dan tenda.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006