...kami merancang `Pendulum Nusantara` ..."
Surabaya (ANTARA News) - Perseroan Terbatas Pelabuhan Indonesia II atau Indonesian Port Corporation (IPC) akan menggeser hubungan dagang Jawa-China pada tahun 2015 karena hubungan dagang seperti itu akan mendorong wilayah luar Jawa bisa memerdekakan diri.

"Untuk itulah, kami merancang `Pendulum Nusantara` melalui pengembangan jaringan pelabuhan dari Belawan, Batam, Jakarta, Surabaya, Makassar, hingga Sorong," kata Direktur Utama PT Pelindo II, R.J. Lino, di sela penandatanganan naskah kerja sama ITS-Pelindo II di Surabaya, Senin.

Didampingi Rektor ITS Prof.Dr.Ir. Tri Yogi Yuwono, D.E.A., dia menjelaskan bahwa Pendulum Nusantara akan menyebabkan koneksi Jawa bukan lagi dengan China, melainkan dari Belawan hingga Sorong, sehingga hubungan dagang Jawa-China akan digantikan hubungan dagang antarpulau di Nusantara.

"Hubungan dagang antara Jawa dan China itu terjadi karena biaya untuk jalur logistik antara Jawa dan China masih lebih murah daripada biaya untuk jalur logistik dari Jawa ke berbagai wilayah di luar Jawa, seperti ke Belawan dan ke Sorong," katanya.

Namun, kata dia, bila hal itu dibiarkan justru akan menimbulkan masalah di kemudian hari karena masyarakat di luar Jawa merasa tidak diperhatikan sehingga wilayah yang hanya berpenduduk 1/3 dari keseluruhan penduduk Indonesia itu akan bisa memerdekakan diri.

"Oleh karena itulah, kami merancang koneksi antarpulau melalui Pendulum Nusantara yang intinya mengembangkan pelabuhan dan angkutan laut dari Pulau Jawa ke pulau-pulau di luar Jawa," katanya.

Pihaknya sudah mengawali rencana "Pendulum Nusantara" itu melalui perbaikan dan optimalisasi Pelabuhan Tanjung Priok sehingga logistik yang selama ini tercatat 60 persen disimpan di Singapura karena biaya murah itu sejak 2011 telah bergeser ke Priok dan tinggal 15 persen yang disimpan di negeri jiran itu.

"Pelabuhan lain juga sudah mulai kami lakukan optimalisasi, dan pada tahun 2013 akan mulai kami bangun Pelabuhan Sorong dengan kapasitas dua kali lipat dari Pelabuhan Makassar sehingga Pelabuhan Sorong yang akan selesai pada tahun 2015 itu akan menjadi pusat distribusi logistik di Indonesia Timur," katanya.

Bila hal itu selesai, lanjut dia, maka akan banyak pabrik yang didirikan di luar Jawa, termasuk di Sorong, sehingga kebutuhan logistik untuk Jawa akan dapat dipenuhi dari luar Jawa dengan tarif yang tidak lebih mahal daripada dari China.

Menanggapi hal itu, Rektor ITS Yogi Yuwono menjelaskan bahwa pihaknya siap mendukung "Pendulum Nusantara" dengan menyiapkan tenaga ahli.

"ITS punya tenaga ahli di bidang kepelabuhanan, perkapalan, dan transportasi laut," katanya.

Didampingi Dekan FTK-ITS Surabaya Prof.Ir. Eko Budi Djatmiko, M.Sc.,Ph.D., dia mengatakan bahwa ITS tidak hanya dapat memberikan dukungan tenaga ahli, namun juga dapat menyiapkan fasilitas laboratorium untuk melakukan uji tertentu, sekaligus memberi pelatihan bagi karyawan Pelindo II.

"Bagi kami, kerja sama itu akan bermanfaat bagi peneliti kami karena mereka akan lebih tahu lapangan sehingga wawasan mereka saat mengajar mahasiswa akan lebih aplikatif. Jadi, dosen tidak harus melulu belajar dari buku saja," ujarnya.  (E011/D007)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013