Jakarta (ANTARA) -- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2022 di Jakarta, Kamis (4/5). RUPST berlangsung secara hybrid.

RUPST Tahun Buku 2022, dipimpin langsung oleh Jarot Widyoko selaku Komisaris Utama dengan membahas 8 (delapan) agenda, antara lain: Persetujuan Laporan Tahunan Perseroan Termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Untuk Tahun Buku 2022, Persetujuan Penetapan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk Mengaudit Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Laporan Program Pendanaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil (PUMK) Tahun Buku 2022 serta Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Berkelanjutan dan agenda lainnya.

Keputusan RUPST menyetujui perubahan nomenklatur serta pengalihan tugas dan jabatan Direktur Human Capital dan Pengembangan menjadi Direktur Human Capital Management. Dengan demikian pengurus Perseroan menjadi sebagai berikut:
Direktur Utama : Agung Budi Waskito
Direktur Operasi I : Hananto Aji
Direktur Operasi II : Harum Akhmad Zuhdi
Direktur Operasi III: Rudy Hartono
Direktur Human Capital Management : Hadjar Seti Aji Direktur QHSE : Ayu Widya Kiswari
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Adityo Kusumo

Agung Budi Waskito (Agung BW) selaku Direktur Utama WIKA mengungkapkan keyakinannya bahwa dengan penyesuaian yang terjadi akan membawa WIKA untuk bergerak lebih solid, terutama dalam mendukung langkah transformasi untuk menciptakan proses bisnis yang lebih optimal.

“Sejalan dengan tujuan tersebut, WIKA juga berkomitmen untuk menindaklanjuti aspirasi dari Kementerian BUMN sebagai pemegang saham Seri A Dwiwarna diantaranya meningkatkan tata Kelola dalam hal pengambilan proyek dan mengoptimalkan manajemen arus kas,” lanjut Agung Budi Waskito
 
WIKA Raih Kontrak Baru Gedung Business Centre dan Lanjutan Landscape Poltekpar Bali

Berbagai kesuksesan yang telah diraih WIKA selama tahun 2022 lantas menjadi modal bagi WIKA untuk menjalankan bisnisnya pada tahun 2023. Hingga Maret 2023 Perseroan telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp 6,1 Triliun. 

Kontribusi terbesar pada peraihan kontrak tersebut berasal dari segmen industri, dilanjutkan dengan segmen energi dan industrial plant, segmen infrastruktur dan bangunan gedung, segmen realti dan properti, serta segmen investasi.

Dalam deretan kontrak baru pada periode tersebut terdapat project Pembangunan Gedung Business Centre dan Lanjutan Landscape Poltekpar Bali yang dipercayakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kepada WIKA dengan lingkup pekerjaan struktur, arsitektur, MEP, site development dan landscape senilai Rp 101,56 Miliar.

Agung BW mengungkapkan bahwa proyek Gedung Business Centre dan Lanjutan Landscape Poltekpar Bali menggunakan mekanisme pembayaran monthly progress yang sesuai dengan strategi WIKA untuk memperkuat kondisi finansial WIKA.

Pada proyek ini, WIKA diberikan amanah untuk mendukung program Kemenparekraf dalam mensukseskan pelaksanaan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat di bidang kepariwisataan yang mampu bersaing secara global melalui penyempurnaan rencana pembangunan kawasan Poltekpar.

Gedung Business Centre akan menampilkan ciri khas desain bangunan Bali yang mendetail dengan estetika tinggi dan sentuhan kemegahan pada bagian koridornya yang selaras dengan Amphitheatre serta memiliki kapasitas menampung hingga 7.500 orang.
“Kami berkomitmen untuk mengerahkan kemampuan terbaik WIKA untuk menyelesaikan proyek ini secara tepat waktu dan tepat mutu,” ujar Agung BW.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023