Denpasar (ANTARA) - Angkutan udara menjadi komoditas penyumbang inflasi tertinggi Kota Denpasar dan Singaraja, Bali, pada April 2023, berdasarkan catatan gabungan dua kota dari Badan Pusat Statistik (BPS) Bali.

"Pertama adalah angkutan udara andilnya sebesar 0,0772 persen, dengan memberikan angka inflasi bulanan sebesar 6,87 persen, kemudian andil inflasi tahunan 0,004 persen dan memberikan inflasi sebesar 3,63 persen secara tahun ke tahun(yoy)," kata Kepala BPS Bali, Endang Retno Sri Subiyandani.

Dalam keterangan pers di Denpasar, Selasa, BPS Bali mengakui bahwa meski ini merupakan gabungan antara Denpasar dan Singaraja, komoditas angkutan udara hanya ada di Denpasar, sehingga cukup berlawanan arah dengan Singaraja.

"Ini terkait dengan libur panjang, bisa dilihat banyak sekali kunjungan wisatawan khususnya domestik berlibur ke Bali sepanjang musim liburan. Ini berpengaruh pada harga tiket, termasuk turis," sambungnya.

Terlihat ketika data inflasi dipisah, transportasi menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Denpasar disusul komoditas makanan, minuman dan tembakau, serta komoditas perawatan pribadi dan jasa lainnya.

Sementara Singaraja mengalami deflasi dengan didukung komoditas makanan, minuman dan tembakau, komoditas perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga, serta komoditas perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga.

Secara gabungan, BPS Bali mencatat tiga kelompok penyumbang inflasi terbesar di Denpasar dan Singaraja, yaitu transportasi dengan nilai inflasi 1,06 persen, disusul perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan nilai inflasi 0,52 persen dan perumahan, air, listrik, bahan bakar rumah tangga dengan inflasi 0,04 persen.

Selain transportasi berupa angkutan udara, komoditas penyumbang inflasi tertinggi nomor dua di kota gabungan itu adalah daging ayam ras dengan nilai 4,98 persen di April 2023 (month to month), kemudian angkutan antar kota 13,62 persen, beras 1,53 persen, dan tomat 23,77 persen.

Secara gabungan, inflasi di Denpasar dan Singaraja pada April 2023 adalah 0,04 persen, jika dipisah maka inflasi Denpasar 0,06 persen dan Singaraja -0,22 persen.

"Jadi kalau di Kota Denpasar dia merupakan inflasi urutan ke 73 dari 77 kota yang mengalami inflasi. Sementara Kota Singaraja mencapai urutan ke 5 dari 13 kota yang mengalami deflasi. Ada 90 kota, 77 inflasi dan 13 deflasi," ujar Endang.

Meski gabungan dari dua kota di Bali itu mencatat pergerakan inflasi untuk April 2023 (month to month), Kepala BPS Bali menyebut ada lima komoditas yang juga berhasil menahan, yaitu cabai rawit dengan deflasi 35,3 persen, canang sari 5,62 persen, tongkol diawetkan 5,69 persen, cabai merah 6,1 persen, dan sampo 2,76 persen.

Baca juga: BPS Bali minta TPID antisipasi peningkatan permintaan bahan pokok
Baca juga: BI: Cabai rawit dan telur ayam ras pendorong inflasi di Bali
Baca juga: BI Bali dorong TPID tetap laksanakan program 4K agar inflasi stabil

 

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023