"Hak cipta saya tidak dihargai."
Jakarta (ANTARA News) - Pencipta mobil listrik ala "Ferrari" Tucuxi, Danet Suryatama, mengaku kecewa dan menilai Menteri BUMN, Dahlan Iskan, membiarkan adanya pelanggaran hak cipta atas mobil buatannya dibongkar pihak lain.

"Saya kecewa. Tanpa sepengetahuan saya mesin mobil Tucuxi itu dibongkar. Ini tidak sesuai dengan kesepakatan yang telah kami buat," kata Danet ketika dihubungi di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, pembongkaran mesin mobil Tucuxi dilakukan secara diam-diam di bengkel modifikasi Kupu-Kupu Malam yang berlokasi di Sleman, Yogyakarta. Hal ini mengakibatkan kerahasiaan teknologi mobil ciptaannya terbuka.

"Dahlan sebagai pemilik mobil seharusnya tahu bahwa urusan mesin seharusnya diserahkan kepada saya,  bukan ke Kupu-Kupu Malam," katanya.

Kejadian itu, menurut dia, terindikasi bahwa Kupu-Kupu Malam sedang melakukan "penjiplakan" teknologi mobil listriknya.

Padahal, ia mengemukakan, sesuai perjanjian mobil senilai sekira Rp3 miliar itu masih dalam pengawasannya karena terkait dengan garansi atau jaminan, terutama sistem kelistrikan.

Ia menceritakan, mobil listrik itu sudah disiapkan untuk Dahlan Iskan pada 21 Desember 2012, namun pada Sabtu (22/12) Dahlan mengutus orang lain untuk melakukan perawatan dan membawanya ke Jakarta.

Pada 23 Desember 2012, Dahlan langsung melakukan ujicoba sekaligus memamerkannya di kawasan Senayan, Jakarta.

"Tapi, setelah itu, kita tidak diizinkan untuk melihat mobil hasil ciptaan saya itu. Baru kemudian pada 26 Desember 2012 saya dapat informasi dari teman media massa bahwa mobil tersebut ada di Kupu-kupu Malam," ujarnya.

Saat itu juga, pria jebolan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang meraih gelar doktor dari Michigan, Amerika Serikat (AS) itu, langsung mengirim anak buahnya untuk melihat langsung ke Kupu-Kupu Malam.

"Apa yang terjadi? Mobil tersebut sudah diacak-acak. Bahkan, Kupu-Kupu Malam mengikutkan dua orang dari Universitas Gajah Mada (UGM) untuk melihat langsung jeroan mobil ciptaan saya," kata Danet.

Ia mengemukakan, kalau memang ada ketidakberesan soal kelistrikannya bisa diberitahu kepada pihaknya.

"Bukan main bongkar seperti itu. Mereka melakukan reengeenering mobil itu, yang mengindikasikan ada upaya menjiplak teknologinya," ujarnya.

Pada hari yang sama, ia pun langsung mengirimkan surat elektronik (surel) kepada Dahlan Iskan, namun tidak dijawab.

"Hanya ada SMS dari nomor yang tidak saya ketahui, yang bernada mengancam agar protes saya tersebut tidak diteruskan," ujarnya.

Pria yang kembali ke Tanah Air pada 2011 setelah 10 tahun bekerja di perusahaan mobil terkenal di AS, Chrysler, itu mengaku kecewa dengan kejadian yang dialaminya.

"Saya disuruh kembali ke Indonesia oleh Dahlan Iskan. Saya penuhi dan dengan tulus ingin membantu industri otomotif di Indonesia, tetapi yang saya dapatkan adalah perlakuan yang tidak menyenangkan. Hak cipta saya tidak dihargai," ujarnya.

Berkaitan dengan komentar Danet Suryatama, ANTARA News saat ini masih meminta tanggapan dari Dahlan Iskan.
(R017)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013