Jakarta (ANTARA) - Penulis kenamaan Amerika Serikat Stephen King tidak bisa menyembunyikan kekagumannya terhadap sosok pengusaha Elon Musk, meski banyak hal yang tidak dapat dimengerti seperti ketika Elon mengambil alih Twitter.

"Sebanyak 44 miliar dolar AS (hampir Rp646 triliun) untuk sebuah hal yang pada dasarnya adalah mainan media sosial, sesungguhnya agak konyol," kata King seperti dilansir Business Insider, Minggu.

Penulis spesialis fiksi horor, supranatural, kriminalitas, fiksi ilmiah dan novel fantasi itu menyebut bahwa langkah Elon untuk membeli Twitter layaknya frasa amukan badai dalam sebuah cangkir kecil teh, alias peristiwa sepele yang terlalu dibesar-besarkan di luar proporsi.

Baca juga: Film horror-thriller "The Boogeyman" hadir di bioskop pada Juni 2023

Meski begitu, King mengakui betapa Elon Musk adalah sosok yang luar biasa utamanya lewat kreasi kendaraan listrik Tesla. Sebagai pemilik Tesla sejak generasi awal, King menilai apa yang dilakukan Elon dengan kendaraan listriknya adalah pencapaian serius pada zaman ini.

Ia juga salut dengan kreasi Elon Musk dengan jaringan satelit Starlink dan sumbangan sang miliarder untuk Ukraina. Tetapi perihal Twitter, King beranggapan beberapa kebijakan Elon membuatnya sedikit menggaruk kepala --termasuk keputusan membuat centang biru pada akun Twitter King tanpa seizin darinya.

"Saya tidak habis mengerti," katanya.

Menurut King, Twitter adalah situs yang bagus untuk gosip dan lelucon bapak-bapak, namun dia tidak menganggap situs itu terlalu serius. Ia juga menambahkan bahwa platform media sosial itu menjadi "sangat aneh" sejak Musk mengambil alih Oktober silam.

Baca juga: Stephen King libatkan diri garap film adaptasi "The Dark Tower"

"Sekarang ini banyak orang yang tidak dikenal telah menjadi bagian dari feed akun saya. Saya mendapatkan cuitan dari Matt Gaetz, Jim Jordan, Lauren Boebert, dan sejumlah orang lain yang beranggapan apa yang dilakukan Trump adalah hal-hal kocak," keluhnya.

Dalam wawancara tersebut, King mengatakan dirinya belum berniat meninggalkan Twitter, namun tetap merasa tidak setuju dengan gagasan centang biru Twitter.

"Bukan bermaksud untuk menyombongkan diri atau apapun, namun saya dibayar untuk menulis. Saya tidak perlu membayar untuk (berlangganan centang biru Twitter) itu," terangnya.

Baca juga: Elon Musk ungkap Twitter akan kenakan tarif konten secara individual

Selama ini diketahui bahwa hubungan King dan Musk tergolong rumit. Sejak beberapa tahun lalu, keduanya saling berkomentar lewat Twitter. Pada 2019, King memuji Musk atas fitur "kentut" milik Tesla dan Musk berterima kasih pada King karena telah membeli Tesla.

Belum lama ini, King sempat memanfaatkan Twitter untuk mengkritik apa yang dikerjakan Musk di perusahaan media sosial tersebut. Ia menyebut bahwa Musk "sangat cocok" untuk Twitter tahun lalu, yang dibalas Musk lewat sebuah cuitan apresiasi dan mengundang sang penulis ke kantor pusat Twitter.

"Stephen King adalah salah satu orang paling kreatif di Bumi. Meskipun saya mungkin tidak setuju dengan semua yang dia katakan, saya benar-benar ingin mendengarnya," cuit Musk pada November lalu.

Baca juga: Elon Musk klaim pemerintah AS bisa akses data pengguna Twitter

Penerjemah: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023