Ini rutin dilakukan warga Batu Limau. Kenduri biasa digelar sejak memasuki akhir bulan Ramadhan, hingga usai shalat Idul Fitri sampai selesai,
Tanjungpinang, Kepri (ANTARA) - Warga Desa Batu Limau, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Sabtu, menggelar tradisi kenduri Idul Fitri 1444 Hijriah/2023 Masehi yang selama ini diwariskan secara turun temurun dari para pendahulu.

"Ini rutin dilakukan warga Batu Limau. Kenduri biasa digelar sejak memasuki akhir bulan Ramadhan, hingga usai shalat Idul Fitri sampai selesai," kata seorang warga Batu Limau, Sudir.

Ia menjelaskan kenduri atau yang dikenal acara selamatan sudah menjadi tradisi bagi penduduk sekitar sejak turun temurun dan masih dilestarikan sampai saat ini. Umumnya, pada peringatan hari-hari besar keagamaan Islam seperti momentum Ramadhan hingga Lebaran Idul Fitri.

Kenduri dilakukan secara bergantian dari satu rumah ke rumah warga lainnya. Memang tidak semua yang melaksanakannya, karena menyesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu. Tapi, bisa dikatakan sebagian besar masyarakat Batu Limau menggelar kegiatan selamatan tersebut.

Kenduri, kata dia, adalah salah satu wujud rasa syukur atas limpahan rezeki dan rahmat yang diberikan Allah SWT, selain rasa gembira menyambut kedatangan bulan Syawal.

Dalam praktiknya, kenduri di rumah-rumah warga dihadiri belasan hingga puluhan orang/jemputan.

Mereka bersama-sama membacakan doa yang terkandung dalam ayat suci Al-Quran, dengan dipandu seorang juru doa atau disebut modin.

"Doa-doa yang dibacakan bertujuan menolak segala bala atau musimbah, termasuk bacaan doa arwah untuk keluarga atau sanak saudara dari tuan rumah yang punya hajatan kenduri," kata Sudir.

Usai doa dibacakan, warga yang menggelar kenduri tadi lantas menjamu jemputan yang hadir ke rumahnya dengan aneka juadah hidangan.

Kalau pada hari raya seperti ini, biasanya ada nasi ketupat, lauk rendang, dan kue-kue yang disusun dalam satu hidangan menggunakan nampan besar.

Tiap hidangan dapat disantap empat sampai lima orang dengan duduk melingkar dan makan bersama.

"Kenduri pun bisa meningkatkan tali silaturahmi serta merajut kebersamaan dan kekompakan antarwarga," ucap Sudir.

Sementara, salah seorang warga Batu Limau lainnya, Azli, mengatakan rumahnya ikut mengadakan hajatan kenduri setelah salat Idul Fitri 1444 Hijriah.

Ia dan keluarga rutin melaksanakan kenduri setiap tahun, khususnya pada pagi Lebaran.

"Tiap tahun kita gelar sebagai bentuk rasa syukur atas segala nikmat yang Allah SWT cucurkan. Salah satunya dipertemukan dengan bulan Syawal yang mulia tahun ini," ucap Azli.

Di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), secara umum tradisi kenduri masih tetap terjaga sampai hari ini.

Hampir semua kabupaten/kota di tanah Melayu itu giat melestarikan acara kenduri dengan berbagai aneka jenisnya, mulai dari kenduri doa selamat, tahlil, pindah rumah, bertunang, dan sebagainya.

Baca juga: Takbiran di Karimun-Kepri dimeriahkan pawai keliling dan lampu colok

Baca juga: Kondisi jalan masuk kawasan wisata Batu Limau di Karimun rusak parah

Baca juga: "Kenduri Pusako", merawat tradisi Lebaran di Tanjung Berugo Merangin

Baca juga: Baznas Karimun salurkan zakat Rp650 juta

Pewarta: Ogen
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023