Investor mengamati dengan cermat data kuartal pertama sebagai petunjuk tentang kekuatan pemulihan setelah Beijing mencabut pembatasan COVID pada Desember....
Beijing (ANTARA) - Produk domestik bruto (PDB) China kemungkinan meningkat pada kuartal pertama, data diperkirakan akan ditampilkan pada Selasa, karena berakhirnya pembatasan COVID yang ketat mengangkat ekonomi terbesar kedua di dunia itu keluar dari kemerosotan pandemi yang melumpuhkan, meskipun beberapa hambatan tetap ada.

PDB diperkirakan telah meningkat 4,0 persen pada Januari-Maret dari tahun sebelumnya, jajak pendapat Reuters menunjukkan, meningkat dari 2,9 persen pada kuartal keempat.

Beijing telah berjanji untuk meningkatkan dukungan bagi ekonomi ketika bangkit dari salah satu kinerja terburuknya dalam hampir setengah abad tahun lalu karena pembatasan COVID.

Baca juga: Lembaga antirasuah China jerat 17 pejabat dalam 100 hari

Investor mengamati dengan cermat data kuartal pertama sebagai petunjuk tentang kekuatan pemulihan setelah Beijing mencabut pembatasan COVID pada Desember dan melonggarkan tindakan keras selama tiga tahun terhadap perusahaan teknologi dan properti.

Data terbaru menunjukkan pemulihan tetap tidak merata, dengan konsumsi, jasa-jasa dan belanja infrastruktur meningkat tetapi inflasi yang melambat dan tabungan bank yang melonjak menimbulkan keraguan tentang permintaan.

Secara triwulanan, PDB diperkirakan tumbuh 2,2 persen di triwulan pertama, setelah terhenti di triwulan sebelumnya.

Baca juga: Kampung Halaman Teh Putih China: Daun Kecil Fuding Menjadi Industri Besar

Bank sentral China mengatakan pada Jumat (14/4/2023) akan mempertahankan likuiditas yang cukup, menstabilkan pertumbuhan dan pekerjaan serta fokus pada peningkatan permintaan.

Pada Senin (17/4/2023), bank sentral memberikan dukungan likuiditas kepada bank-bank melalui fasilitas pinjaman jangka menengahnya tetapi mempertahankan suku bunga pinjaman tersebut tidak berubah, sebuah indikasi otoritas tidak terlalu khawatir tentang prospek pertumbuhan.

"Ini adalah sinyal penting bahwa laporan PDB kuartal pertama yang akan dirilis pada Selasa tidak akan terlalu lemah. Tapi kami juga tidak memperkirakan menjadi sangat kuat," kata Iris Pang, kepala ekonom China di ING, dalam sebuah catatan.

Ekspor secara tak terduga melonjak pada Maret, data menunjukkan minggu lalu, tetapi para analis memperingatkan peningkatan sebagian mencerminkan pemasok mengejar pesanan yang tidak terpenuhi setelah gangguan COVID.

Para analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan pertumbuhan China pada 2023 akan meningkat menjadi 5,4 persen, dari 3,0 persen tahun lalu.

Pemerintah telah menetapkan target moderat untuk pertumbuhan ekonomi sekitar 5,0 persen tahun ini, setelah gagal mencapai target 2022.

Bank sentral memotong persyaratan cadangan pemberi pinjaman untuk pertama kalinya tahun ini pada Maret dan pemerintah telah meluncurkan lebih banyak stimulus fiskal.

Baca juga: China tersulut emosinya setelah kapal perang AS lewati Selat Taiwan

Data PDB dan aktivitas akan dirilis pada Selasa pukul 02.00 GMT. Data terpisah tentang aktivitas Maret diharapkan menunjukkan pertumbuhan penjualan ritel mencapai level tertinggi hampir tiga tahun dan output pabrik juga meningkat.

"Kekhawatiran pasar saat ini tentang deflasi sebagian besar mencerminkan kekhawatiran tentang kekuatan dan keberlanjutan pemulihan ekonomi," Wen Bin, kepala ekonom di China Minsheng Bank, mengatakan dalam sebuah catatan penelitian.

"Setelah optimalisasi pencegahan dan pengendalian epidemi, sisi produksi pada dasarnya telah kembali ke tingkat pra-epidemi, tetapi momentum sisi permintaan masih lemah."
 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023