Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan RI melaporkan cakupan vaksinasi COVID-19 dosis penguat atau booster 1 di Indonesia mencapai 68.655.569 dosis atau setara 37,81 persen dari jumlah sasaran, hingga 7 April 2023.

Dilansir dari laporan Vaksinasi COVID-19 Nasional Kemenkes RI di Jakarta, Jumat, total penerima booster 1 mencapai 68.655.569 dosis dari angka sasaran 234.666.020 orang, sejak program tersebut dimulai pada Januari 2022.

Sedangkan cakupan booster kedua yang dimulai sejak Januari 2023 dilaporkan baru mencapai 3.099.490 dosis atau setara 1,71 persen dari jumlah sasaran.

Capaian vaksinasi booster 1 dan 2 masih tertinggal bila dibandingkan cakupan dosis 1 sebanyak 203.825.405 dosis atau setara 86,86 persen. Sedangkan dosis 2 atau primer mencapai 174.857.937 dosis atau setara 74,51 persen dari jumlah sasaran.

Baca juga: 1.210 tenaga kesehatan di Lhokseumawe sudah divaksin dosis keempat

Baca juga: Epidemiolog: Masyarakat jangan panik terhadap subvarian baru Arcturus


Program vaksinasi COVID-19 di Indonesia diberikan kepada kelompok tenaga kesehatan, lanjut usia, petugas publik dan tenaga pendidik, masyarakat rentan dan umum, program gotong royong, kelompok usia 12--17 tahun, dan usia 6--11 tahun.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperbarui panduan pemberian vaksin COVID-19 bagi kelompok masyarakat dengan prioritas tertentu berdasarkan pertemuan bersama Kelompok Penasihat Strategis Pakar Imunisasi (SAGE) pada 20--23 Maret 2023.

Prioritas tertinggi ditempati ibu hamil, lansia, anak usia di atas 6 bulan, orang dengan immunocompromised (HIV dan penerima transplantasi), orang dewasa dengan komorbid dan tenaga kesehatan.

Kemenkes melaporkan, cakupan penerima vaksin COVID-19 pada kelompok lansia untuk dosis 1 di Indonesia mencapai 18.292.793 dosis (84,87 persen), dosis 2 sebanyak 15.158.564 dosis (70,33 persen), dosis booster 1 sebanyak 7.274.732 dosis (33,75 persen), dan booster 2 sebanyak 463.399 dosis (2,15 persen) dari sasaran 21.553.118 orang.

Sedangkan dosis pertama pada kelompok masyarakat berisiko mencapai 116.866.553 dosis (82,76 persen), dosis 2 mencapai 99.487.393 dosis (70,45 persen), booster 1 mencapai 48.891.423 dosis (34,62 persen), dan booster 2 sebanyak 1.053.230 dosis (0,75 persen) dari sasaran 141.211.181 orang.

Cakupan dosis 1 pada tenaga kesehatan, mencapai 2.046.622 (139,34 persen), dosis 2 sebanyak 2.012.297 dosis (137,01 persen), booster 1 sebanyak 1.813.948 dosis (123,50 persen), dan booster 2 sebanyak 842.055 dosis (57,33 persen) dari angka sasaran 1.468.764 orang.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi mengemukakan vaksinasi COVID-19 untuk kelompok usia 6 bulan ke atas diperkirakan bergulir pada triwulan kedua yakni antara Mei atau Juni 2023.

"Perhitungan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 usai 6 bulan lebih di triwulan kedua, karena perlu koordinasi dengan penyedia vaksin," katanya.

Produsen vaksin yang mendapat izin edar darurat (emergency use authorization/EUA) untuk anak 6 bulan ke atas baru Pfizer. "Jadi, masih butuh persiapan kapan Pfizer mengirimkan produknya," katanya.

Terkait cakupan vaksin booster 1 dan 2 yang rendah, diakui Nadia karena penyebaran vaksin yang masih terbatas, yang juga dipengaruhi minat masyarakat yang cenderung berkurang seiring laju kasus yang terkendali di Indonesia.

Berdasarkan estimasi sisa hari dari stok vaksin yang tersedia di Indonesia, terdapat 12 kabupaten/kota dengan sisa stok mencapai 7--10 hari, 16 kabupaten/kota tersisa selama 10--14 hari, 42 kabupaten/kota tersisa kurang dari sepekan, dan persediaan vaksin di 213 kabupaten/kota cukup untuk lebih dari dua pekan.*

Baca juga: Dinkes Bengkulu ajukan penambahan dua ribu dosis vaksin COVID-19

Baca juga: Palembang butuh tambahan pasokan vaksin COVID-19 jelang Idul Fitri

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023