Yogyakarta (ANTARA News) - Menteri Agama, Maftuh Basyuni mengungkapkan sebanyak 87 rumah ibadah seperti Mesjid, Pura, Gereja dan Vihara yang ada di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami kerusakan cukup serius akibat gempa tektonik, sedangkan kerugiannya diperkirakan Rp50 miliar lebih. "Selain itu, terdapat 56 rumah pegawai negeri sipil Departemen Agama di Yogyakarta juga mengalami kerusakan dan 12 orang meninggal," kata Menteri Agama di Yogyakarta, Selasa. Menag Maftuh Basyuni yang berada di lokasi kejadian gempa dalam kaitan meninjau kerusakan rumah-rumah ibadah dan juga gedung-gedung yang menjadi aset Departemen Agama. Ia menyebutkan, kantor Kanwil Departemen Agama Yogyakarta yang terletak di Jalan Sukonandi nomor 8 rusak berat dan diperkirakan menelan kerugian Rp10 miliar. Lalu, asrama haji yang terletak di jalan Ring Road Utara dan sejumlah kantor urusan agama (KUA) di beberapa kabupaten seperti Gunung Kidul, Bantul, juga rusak. Selain itu, beberapa pondok pesantren juga rusak berat. Kerusakan terparah dialami oleh pondok pesantren Miftahul Ulum di Kab Bantul yang kerugiannya diperkirakan Rp1,5 miliar. Untuk Mesjid, kata Menag, sedikitnya ada 11 mesjid yang rusak berat seperti Mesjid Darul Quran dan Mesjid Nurul Huda yang keduanya berlokasi di Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul. Sedangkan untuk gereja, ada lima buah yang rusak diantaranya gereja Katolik Kristus Raja di jalan Melati Wetan, di Kodya Yogyakarta dan Gereja Kalasan di Sleman. Sementara bangunan pura yang rusak berat diantaranya Pura Sri Gading di Sleman dan Pura Kaliwaru, di Gunung Kidul. Mengenai kerusakan akibat gempa tersebut Menteri Agama memerintahkan supaya didata juga pondok-pondok pesantren dan tempat ibadah lain yang selama ini belum terdata. Pemerintah menyiapkan bantuan terutama bagi keluarga pegawai negeri yang menjadi korban meninggal dunia dan luka-luka. Terhadap keluarga korban, telah diberikan bantuan dari mulai bahan pangan dan obat-obatan. Sementara itu, Pemimpin Umum LKBN ANTARA, Asro Kamal Rokan juga meninjau Kantor Biro LKBN ANTARA di Yogyakarta yang juga mengalami kerusakan akibat gempa serta sejumlah rumah karyawan ANTARA dan pensiunan yang rumahnya rusak berat. Kerusakan Gedung Biro ANTARA Yogyakarta cukup serius sehingga beberapa bagian bangunan ambruk. Dalam dua hari terakhir operasional Biro Yogyakarta terpaksa dipindahkan ke rumah salah seorang karyawan sehingga meskipun kantornya rusak, aktivitas peliputan dan pemberitaan berjalan normal. Asro sempat meninjau rumah dua mantan Kepala Biro Yogyakarta yaitu Soegiono dan Mulyadi yang rata dengan tanah serta enam rumah karyawan yang juga mengalami rusak dengan berbagai tingkatan. Atas nama keluarga besar LKBN ANTARA, Asro memberikan bantuan berupa uang, beras, sembako dan obat-obatan. Agar Biro Yogya segera beroperasi maka Asro memerintahkan agar peralatan komputer dan genset yang rusak diperbaiki dan yang sudah tidak bisa dipakai diganti dengan yang baru sehingga pada Selasa Sore (30/5), operasional pemberitaan bisa kembali normal.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006