Jangankan menjelang Pemilu, tidak ada pemilu saja mereka tidak berani"
Jakarta (ANTARA News) - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati memperkirakan tidak akan ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tahun 2013 karena besarnya risiko politik.

"Jangankan menjelang Pemilu, tidak ada pemilu saja mereka tidak berani," kata Enny dihubungi di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, jika pemerintah berani mengambil keputusan menaikkan harga BBM maka defisit anggaran 2013 dapat ditekan sehingga tidak perlu bergantung pada utang.

APBN 2013, menurut dia juga bisa didorong untuk sektor yang benar-benar memerlukan subsidi menyusul banyaknya subsidi dalam APBN 2013 yang dinilai belum tepat sasaran.

"Tahun 2013, kalau berani menaikkan harga BBM bersubsidi atau biaya perjalanan dinas, anggarannya bisa dialihkan untuk yang lain," katanya.

Menurut Enny, pemerintah sebaiknya memperbaiki kondisi psikologis masyarakat terlebih dahulu sebelum menaikkan harga BBM bersubsidi. Hal itu diperlukan agar tidak terjadi dampak inflasi yang menimbulkan kenaikan harga barang lainnya.

Dengan demikian, kenaikan harga BBM bersubsidi tidak akan serta merta membuat pelaku pasar menaikkan harga barang dan memicu inflasi.

"Seperti yang terjadi 2012 ini ketika pemerintah berencana menaikkan harga BBM subsidi. Sebelum harga BBM naik kan harga-harga barang sudah terlebih dulu naik," katanya.

Penyesuaian harga BBM bersubsidi, lanjut Enny, sebenarnya tidak akan menyebabkan kenaikan inflasi jika pemerintah mampu mengatasi kepercayaan pasar dan menjelaskan detil penyesuaian harga BBM besubsidi.

"Dijelaskan efeknya seperti apa, kenaikannya bagaimana, pasokannya ada atau tidak, sehingga pelaku pasar tidak khawatir," tuturnya.

(A062/A039)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012