Jakarta (ANTARA) - Teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang berkembang pesat belakangan ini diyakini akan memengaruhi dan mengubah industri pemasaran (marketing) ke depan.

Baca juga: Kecerdasan buatan belum jadi ancaman industri film

Dunia marketing kini sudah memasuki era baru dan AI akan mengubah industri marketing. "Sejatinya, tidak ada produk bisnis yang buruk, tetapi semua bergantung pada cara pemasarannya," kata CEO ToffeeDev dan Toffee Events Ryan Kristo Muljono pada acara Power Lunch yang merupakan bagian dari SEOCon 2023 yang diselenggarakan Dewaweb, ToffeeDev, dan Goodworks.

Oleh karena itu, menurut Ryan yang juga inisiator SEOCon, praktisi marketing dan profesional bisnis perlu mengetahui perbedaan tradisional, digital, dan performance marketing, cara memilih strategi marketing dan media, serta peran AI.

"Tren utama yang perlu kita semua perhatikan di tahun 2023 ini dalam dunia marketing adalah AI, programmatic advertising, serta fokus pada local Search Engine Optimization (SEO), metaverse, serta video marketing," Ryan menjelaskan dalam siaran pers, Senin.

Teknologi AI memang memicu banyak perdebatan mengenai sisi baik dan buruknya. Meski kehadiran AI dianggap mengancam beberapa sektor bisnis karena dapat menggantikan peran manusia, di sisi lain banyak kelebihan dari AI yang akan mempermudah bisnis, salah satunya dalam proses pengambilan dan pengolahan data.

Baca juga: Sel otak manusia digunakan jadi "AI hidup" pecahkan rumus matematika

Sependapat dengan Ryan, CEO Doxa Digital Viktor Iwan mengatakan bahwa proses pelanggan dalam mencari hingga menentukan pilihan produk cukup berliku. Menurutnya, untuk bisa unggul di pasaran, pemilik bisnis harus mengerti cara untuk memenangkan The Messy Middle model.

The Messy Middle merupakan sebuah model yang dapat memetakan pengambilan keputusan oleh user. Model The Messy Middle memiliki beberapa tahapan, mulai dari trigger, exposure, exploration dan evaluation, serta experience, sebelum konsumen melakukan purchase.

Oleh karena itu, penting bagi bisnis untuk menguasai data dan machine learning untuk dapat memahami dan memenangkan pelanggan. "Segala sesuatu dalam bidang digital marketing itu berhubungan dengan tren. Behavior model (machine learning) itu sangat penting untuk dikuasai," ujar Viktor.

Selain itu, brand awareness di pasaran juga merupakan poin penting untuk dapat memperkuat positioning di pasaran. Dengan memiliki brand awareness yang kuat, terdapat kesempatan untuk menjadi pilihan pelanggan dibandingkan kompetitor yang ada.

SEOCon yang diselengarakan Dewaweb, ToffeeDev, dan Goodworks merupakan sebuah konferensi bagi para SEO practitioners dan marketers untuk memperdalam wawasan seputar SEO untuk meningkatkan performa bisnis dengan strategi SEO.

SEOCon Jakarta digelar setiap tahun sejak 2019 dengan total lebih dari sepuluh ribu partisipan. Di tahun lalu, SEOCon juga berhasil menggelar SEOCON Forum Bali 2022 dengan seratus partisipan dan pembicara dari dari US, UK, Australia, Singapura, Thailand, Filipina, dan lain-lain.

Sedikit berbeda dari tahun sebelumnya, SEOCon kali ini tidak hanya fokus membahas seputar SEO tapi juga digital marketing secara keseluruhan. Hal inilah yang mendorong salah satu penyedia cloud hosting milik anak bangsa, Dewaweb, untuk mendukung penuh SEOCon sebagai partner utama.

"Dewaweb sangat antusias untuk menjadi bagian dari event ini, karena bagaimana pun juga, salah satu kunci sukses untuk menjalankan bisnis online adalah dengan menguasai kemampuan digital marketing secara holistik," ujar Edy Budiman, CEO PT Dewaweb.


Baca juga: Widya Load Scanner raih sertifikasi akurasi hingga 99,23 persen

Baca juga: Putra BURGERKILL anggap AI bantu pekerja seni dan industri kreatif

Baca juga: Telkomsel integrasikan kecerdasan buatan untuk dukung pemasaran

Pewarta: Suryanto
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023