Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi pemain utama AI di masa mendatang.
Jakarta (ANTARA) - Inovasi artificial intelligence (AI) telah mengubah wajah dunia, mulai dari fenomena ChatGPT  hingga berbagai inovasi AI di bidang manufaktur, kesehatan, keuangan, pendidikan, retail, pertanian, telekomunikasi, transportasi dan logistik, serta industri kreatif.

Fenomena ChatGPT, misalnya, yang sejak diluncurkan pada November 2022, telah digunakan oleh lebih dari 100 juta pengguna hanya dalam kurun waktu 2 bulan. Fenomena ini kemudian diikuti oleh berbagai aplikasi AI yang sangat memanjakan penggunanya.

Namun fenomena ini sungguh membuat cemas dan khawatir bahwa generasi muda bangsa ini akan terjebak dan terjerumus hanya menjadi pengguna atau target pasar bagi inovasi-inovasi AI dari luar.

Meskipun dalam beberapa tahun terakhir terdapat beberapa inovasi AI yang telah dilahirkan dari Indonesia, perlu diakui bahwa Indonesia masih perlu meningkatkan kapasitas dan keahlian di bidang AI agar dapat bersaing dengan negara-negara maju dalam mengembangkan inovasi AI yang lebih kompleks dan canggih.

Padahal, sebenarnya Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi pemain utama AI di masa mendatang.

Lebih lanjut, Indonesia memiliki populasi besar yang terhubung ke internet dan tingkat penetrasi ponsel pintar yang tinggi, di mana dari kaca mata mahadata (big data), potensi ini merupakan modal yang sangat bermanfaat bagi pengembangan AI.

Selain itu, Indonesia juga memiliki banyak sumber daya manusia yang cerdas dan inovatif yang dapat berkontribusi dalam pengembangan inovasi AI.

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah Indonesia, kalangan industri, dan institusi pendidikan untuk terus berinvestasi dan mengembangkan kemampuan dan kapasitas di bidang AI.

Secara keseluruhan, AI akan semakin terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari masyarakat dan memberikan dampak yang signifikan pada berbagai sektor di masa mendatang.

Namun, tentunya kemajuan teknologi AI juga akan menimbulkan berbagai tantangan dan risiko yang perlu dihadapi dan diatasi.


Masa depan AI

Percaya atau tidak masa depan AI sebenarnya ada pada hybrid intelligence. Pada pertemuan Digital Economy Task Force G20 tahun 2020, para peserta sepakat dan menekankan pengembangan kecerdasan buatan yang bisa dipercaya dengan lima prinsip.

Prinsip-prinsip yang dimaksud yakni pertumbuhan inklusif, pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan; nilai-nilai dan keadilan yang berpusat pada manusia; dan transparansi dan penggunaan AI yang jelas.

Kemudian prinsip kekokohan, keamanan dan keselamatan implementasi AI; serta akuntabilitas penggunaan AI.

Hybrid intelligence (HI) ini adalah kombinasi antara kecerdasan buatan (AI) dan kecerdasan manusia (HI) dalam mengambil keputusan atau menyelesaikan suatu masalah.

Dalam HI, manusia dan mesin bekerja bersama-sama untuk mencapai hasil yang lebih baik daripada jika hanya menggunakan satu sumber kecerdasan saja.

Ketika dihadapkan pada tugas yang kompleks atau memerlukan keputusan yang sulit, sering kali kecerdasan buatan belum dapat mencapai hasil yang sama dengan kecerdasan manusia.

Sebaliknya, ketika menggunakan kecerdasan manusia saja, terkadang terdapat keterbatasan dalam hal jumlah dan kompleksitas data yang dapat diolah.

Oleh karena itu, HI dianggap sebagai alternatif yang lebih baik karena mampu menggabungkan kelebihan dari keduanya.

Dalam era digital yang semakin maju, penggunaan HI dianggap sangat penting untuk mengoptimalkan pengambilan keputusan dan menyelesaikan masalah secara efektif dan efisien.

Oleh karena itu, perlu adanya pengaturan dan pengawasan yang baik dalam penggunaan teknologi AI agar dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi manusia, atau dalam istilah kekinian, disebut sebagai hybrid intelligence.


Perlunya Tantangan

Ke depan, generasi muda bangsa ini tak boleh menjadi sekadar objek dari perkembangan inovasi AI, tapi harus sebagai pelaku utama.

Oleh karena itu, generasi muda di Tanah Air harus senantiasa mampu menyelesaikan tantangan terlebih terkait dengan inovasi AI.

Berbagai kompetisi terkait AI innovation challenge harus digencarkan dengan tujuan untuk memfasilitasi anak-anak muda dalam mengembangkan solusi inovatif dan kreatif menggunakan teknologi AI yang bisa diaplikasikan di berbagai sektor.

Selain itu, tantangan-tantangan seperti ini juga diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antara para inovator, pemerintah, dan pelaku industri serta ekosistem terkait, untuk menciptakan solusi yang lebih baik dan berdampak luas.

Generasi muda di Indonesia harus senantiasa memiliki inspirasi dan semangat untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam memajukan teknologi di Indonesia.

Mereka jangan hanya menjadi pengguna dan target pasar dan dikendalikan oleh inovasi-inovasi AI yang berasal dari luar semata.

Salah satu yang sedang diinisiasi dan dirintis saat ini di antaranya Indonesia AI Innovation Challenge 2023 yang sudah mulai menerima pendaftaran proposal inovasi AI dari para peserta, per 17 Maret 2023, melalui laman www.aichallenge-indonesia.id dan ditutup pada 20 Mei 2023.

Peserta terbaik mendapatkan kesempatan mengikuti inkubasi AI lalu mempresentasikan dan mendemokan prototipe inovasi AI mereka di hadapan dewan juri, investor, dan venture  capital.

Pemenangnya berkesempatan mendapatkan hadiah senilai ratusan juta rupiah serta berpeluang mendapatkan pendanaan dari investor atau venture capital.

Tantangan seperti inilah yang mesti diberikan lebih luas dan lebih banyak lagi agar generasi muda di Indonesia tidak sekadar termanjakan aplikasi AI buatan asing.


*) Karim Taslim; Founder Indonesia AI Innovation Challenge, COO - PT. Terre Tech Nusantara; dan Ketua Komtap AI - APTIKNAS.









 

Copyright © ANTARA 2023