Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengantisipasi cuaca ekstrem dengan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Senin (6/3) hingga Kamis (9/3).

Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB, Rustian mengatakan langkah pencegahan tersebut merupakan tindak lanjut atas permintaan Gubernur Sulsel.

“Sebelumnya Gubernur Sulawesi Selatan telah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi basah di wilayah tersebut,” ujar Rustian dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Senin.

Baca juga: BNPB lakukan TMC di Sulsel kurangi potensi bencana hidrometereologi

Kegiatan TMC juga melibatkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan TNI AU ini berlangsung mulai hari ini.

BNPB mengidentifikasi adanya potensi curah hujan tinggi yang dapat memicu terjadinya bahaya hidrometeorologi basah, seperti banjir, angin kencang maupun tanah longsor.

Rustian menambahkan pemerintah daerah setempat menetapkan status tersebut, mulai 3 Maret hingga 1 April 2023. Penetapan status siaga darurat tersebut menindaklanjuti prakiraan BMKG terkait potensi cuaca ekstrem di wilayah tersebut.

Menurut Rustian, TMC dapat diperpanjang sesuai dengan situasi dan kondisi, serta adanya permintaan dari gubernur.

“Posko TMC berada di Lanud Sultan Hasanuddin, dimana kegiatan posko dimulai pagi hari dengan briefing rencana penerbangan berdasarkan informasi cuaca realtime,” tambahnya.

Selama pelaksanaan, BNPB bersama BRIN, BMKG, TNI AU dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulsel akan melakukan briefing setiap hari dan evaluasi kegiatan.

Baca juga: Operasi TMC di Sulsel digelar hingga 21 Januari 2023

Baca juga: BNPB: Sulawesi Selatan gunakan teknologi modifikasi cuaca


“Pada hari ini telah dilaksanakan penerbangan untuk kegiatan TMC sebanyak 2 sorti dengan menghabiskan bahan semai NaCl sebanyak 1.600 kg,” ujar Rustian.

TMC berlangsung pada ketinggian 10.000 kaki, dengan target awan yang akan masuk wilayah Sulawesi Selatan di Selat Makassar, sehingga awan tersebut akan menjadi hujan di laut sebelum masuk wilayah daratan Sulawesi Selatan. Ini bertujuan untuk mengantisipasi adanya potensi hujan intensitas tinggi dapat berkurang.

BNPB telah melakukan operasi serupa di tahun 2023, untuk beberapa wilayah di Pulau Jawa, seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023