Bandung (ANTARA News) - Entis Sutisna, warga Kota Bandung kelahiran Sumedang Jawa Barat 2 Oktober 1972, Sabtu pagi sekitar pukul 06.30 WIB meninggal dunia akibat serangan jantung saat mengikuti lomba lari Gerakan Nurani Membangun Bangsa (Gema Nusa) 10 K. "Ya betul. Saat ia terjatuh, tim kami langsung memberikan pertolongan dan segera membawanya ke Rumah Sakit Immanuel, namun nyawanya sudah tidak tertolong," ujar dr Dadang dari bagian Unit Gawat Darurat (UGD) RS Immanuel Bandung saat dikonfirmasi ANTARA News, Sabtu pagi, mengenai kabar adanya peserta lomba lari Gema Nusa 10 K yang meninggal dunia. Dikatakannya, Entis terjatuh menjelang Jl Mohammad Toha, antara km 6 dan km 7 dari rute lomba lari yang dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di pelataran samping Lapangan Tegalega Bandung itu. Saat terjatuh, tim kesehatan dari RS Immanuel yang kebetulan bersiaga di daerah itu langsung memberikan pertolongan, sementara rekan-rekan satu timnya melanjutkan lomba lari yang diikuti sekitar lima puluh ribu peserta itu. Jenazah Entis yang segera dibawa dengan ambulans itu tiba di RS Immanuel sekitar satu jam kemudian tanpa diantar rekan-rekan satu timnya, dan langsung disemayamkan di ruang jenazah rumah sakit tersebut. Menurut dr Dadang, petugas UGD RS Immanuel sudah mencoba mengontak keluarga almarhum Entis melalui nomor telpon yang ditemukan di dompetnya. "Tapi sementara ini belum bisa `nyambung`, dan belum ada rekan-rekannya yang datang ke sini," kata dr Dadang yang dihubungi pukul 08.30 WIB. Sementara itu Ketua Penyelenggara lomba lari sekaligus Ketua Umum Gema Nusa, KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) menyatakan belum bisa berkomentar ketika ditanyakan soal meninggalnya salah satu peserta lomba lari Gema Nusa 10 K. "Saya akan segera datang ke Rumah Sakit Immanuel," ujarnya. Lomba lari Gema Nusa 10 K yang diselenggarakan bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional itu sendiri diikuti warga Kota Bandung dengan antusias. Acara itu diikuti anak-anak dan orang tua, bahkan beberapa di antara peserta lomba tampak menggendong anak. Namun acara lomba lari itu dikeluhkan oleh sebagian warga lainnya, karena mengakibatkan kemacetan arus lalulintas di sejumlah titik di Kota Bandung, sehingga banyak pelajar dan karyawan yang tidak libur pada hari Sabtu menjadi terlambat datang ke sekolah atau ke kantornya masing-masing. Usai lomba, Presiden menyerahkan medali dan hadiah kepada juara lomba kategori atlit elit nasional putera dan puteri. Dalam kesempatan itu juga diserahkan Rekor MURI kepada Ketua Umum Gema Nusa, Aa Gym, untuk jumlah peserta yang mencapai 50.000 orang.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006