Jakarta (ANTARA News) - Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia Andrew Steer menghimbau agar pasar jangan bersikap panik terhadap trend pelemahan nilai tukar rupiah dalam dua hari terakhir. "Yang paling penting disini adalah bagaimana menempatkan persoalan ini dalam perspektif yang tepat dan tidak perlu panik," katanya di sela-sela seminar tentang pengembangan lembaga keuangan Indonesia di Jakarta, Rabu. Dia mengatakan, kondisi ekonomi Indonesia saat ini sangat baik dan semakin bagus serta banyak hal yang sudah dilaksanakan untuk membangun basis perekonomian yang lebih kuat. Pelemahan rupiah itu, menurutnya, adalah sifat alami dari pasar keuangan dan itu merupakan biaya dari globalisasi dimana pasar sudah sangat terbuka. Instabilitas, kata Andrew, sangat mungkin terjadi dari waktu ke waktu. "Jadi perubahan-perubahan dari sekarang akibat dari dampak eksternal pada persepsi dan ekspektasi yang bisa menyebabkan rupiah naik turun, pasar saham juga naik turun," katanya. Pemerintah saat ini, kata Andrew, harus fokus pada fundamental ekonomi agar semakin kuat dan terus melaksanakan agenda reformasi yang sudah dijadwalkan secara konsisten dari waktu ke waktu sehingga investor bisa melihat secara berangsur-angsur sudah ada lembaga untuk perekonomian yang sehat. Menurut Andrew, pemerintah juga harus fokus pada target-target pertumbuhan ekonomi jangka panjang, yaitu iklim bisnis yang mendukung. "Investasi naik dari 18 persen menjadi 23 persen dari PDB saat ini dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang memadai untuk kita," jelasnya. Rupiah sempat diperdagangkan pada level Rp9.400 pada perdagangan kemarin setelah sebelumnya sempat bertengger pada level Rp8.750.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006