Jakarta (ANTARA News) - Meneg Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Paskah Suzetta, menyatakan pemerintah tidak mengkhawatirkan pelemahan rupiah yang saat ini tengah terjadi. "Nilai rupiah saat ini masih dalam toleransi dalam konteks target nilai rupiah dalam APBN 2006," kata Paskah di sela-sela Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Selasa. Dia menambahkan pelemahan rupiah tersebut lebih dikarenakan faktor eksternal, yaitu kenaikan suku bunga Bank Sentral AS, The Fed, dan kenaikan harga minyak dunia. "Kenaikan Fed pasti ada pengaruhnya," kata Paskah. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa sore ditutup pada level Rp9.250/9.275 per dolar AS (Pkl 15.30) atau merosot 355 poin dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.895/8.900, karena saratnya aksi lepas rupiah. Sementara itu Direktur Pengembangan Perencanaan Makro Bappenas, Bambang Priyambodo menambahkan, pemerintah akan tetap bersikap tenang dan terus mencermati perkembangan yang terjadi. Pemerintah, katanya, melihat nilai tukar rupiah sebagai salah satu indikator makro ekonomi sehingga akan tetap berusaha menjaga kestabilan fundamental ekonomi lainnya, seperti tingkat inflasi yang mulai menurun. Selain itu, menurut Bambang, pemerintah tetap akan berusaha mengejar peningkatan investasi asing (FDI) melalui penciptaan iklim investasi yang lebih kondusif dengan deregulasi di bidang perpajakan, kepabeanan, dan ketenagakerjaan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006