Kolombo (ANTARA News) - Militer Sri Lanka melancarkan serangan udara Kamis setelah pertempuran laut sengit dengan pemberontak Macan Tamil menewaskan sedikitnya 45 orang, kata angkatan laut, dalam sebuah perkembangan yang menodai lagi gencatan senjata rapuh tiga tahun. Sebuah kapal bunuh diri Macan Tamil menabrak dan menenggelamkan kapal serang cepat Dvora ketika kapal itu mengawal sebuah kapal yang mengangkut 710 prajurit menuju Semenanjung Jaffna, Sri Lanka utara, kata jurubicara angkatan laut P.D.K. Dassanayake. "Kami kehilangan sebuah kapal Dvora dan berhasil menyelamatkan kapal `Pearl Cruise II` dan 710 orang di dalamnya," kata Dassanayake, dengan menambahkan bahwa sedikitnya 15 pelaut Sri Lanka dan 30 pemberontak tewas dalam pertempuran dua setengah jam itu. Ia menyatakan, tiga kapal pemberontak dihancurkan oleh tembakan senapan angkatan laut, sementara satu kapal lagi dilumpuhkan. Armada 15 kapal pemberontak terlibat dalam serangan yang gagal terhadap kapal yang mengangkut ratusan prajurit itu. Itu merupakan salah satu bentrokan laut terburuk sejak Norwegia menengahi gencatan senjata pada April 2003 setelah konflik etnik tiga dasawarsa yang menewaskan 60.000 orang. Belum ada pernyataan segera dari Macan Tamil mengenai pertempuran terakhir itu, namun angkatan laut mengabaikan laporan-laporan dari pengamat gencatan senjata Skandinavia yang tergabung dalam Misi Pengamat Sri Lanka (SLMM) bahwa dua kapal Dvora ditenggelamkan. "Ada seorang pengamat SLMM di kapal Pearl Cruise II dan sebuah Dvora lain yang terlibat dalam pertempuran itu," kata jurubicara angkatan laut itu. "Kami telah menghitung semua kapal kami, kecuali satu kapal yang tenggelam." Militer mengerahkan sejumlah jet untuk membom lokasi-lokasi yang dicurigai sebagai tempat Macan Tamil setelah pertempuran laut itu, dan angkatan laut juga menyerang pangkalan-pangkalan pesisir Macan Tamil di tempat lain, kata sumber-sumber militer. Setelah pertempuran laut itu, armada kapal Macan Tamil yang terlibat dalam bentrokan itu terlihat mundur ke arah pantai, kata beberapa sumber militer, sementara jet-jet Kfir buatan Israel membom posisi-posisi pemberontak di wilayah pesisir. Situs berita pro-pemberontak tamilnet.com mengatakan, bom-bom itu jatuh di tiga lokasi di distrik Kilinochchi yang dikuasai pemberontak, namun tidak ada penjelasan terinci mengenai korban atau kerugian. Kekerasan terakhir itu terjadi ketika seorang utusan perdamaian Jepang Yasushi Akashi meninggalkan Sri Lanka setelah kunjungan empat hari yang bertujuan menyelamatkan proses perdamaian yang terkoyak, dengan memperingatkan bahwa terserah pada pemerintah dan pemberontak untuk memutuskan apakah mereka menginginkan perang atau perdamaian. Kedua pihak mencapai gencatan senjata pada 2002 namun kekerasan mulai memburuk pada Desember lalu. Bulan lalu merupakan yang paling mematikan sejak gencatan senjata ditandatangani, dengan sedikitnya 191 kematian yang sebagian besar warga sipil. Pemberontak Tamil menenggelamkan sebuah kapal serang cepat angkatan laut pada 25 Maret, menewaskan delapan pelaut. Pada Januari, pemberontak Tamil meledakkan sebuah kapal meriam Dvora, menewaskan 15 pelaut, dalam serangan bunuh diri di luar kota pelabuhan Trincomalee, Sri Lanka timurlaut.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006