Jakarta (ANTARA News) - Bertugas atau bepergian ke luar negeri bagi sebagian kecil orang yang bekerja di lingkungan kepresidenan bukan "luar biasa", karena sejak zaman Presiden Soekarno, wartawan diikutsertakan melakukan lawatan ke berbagai negara. Namun pergi ke Mekah untuk melakukan ibadah umroh, apalagi bisa masuk ke dalam Ka`bah yang berada di dalam Masjidil Haram, itu hal langka. Kesempatan itu amat didambakan setiap muslim dan muslimah yang bekerja sehari-hari di Istana Kepresidenan. Karena itu, ketika mulai terdengar rencana Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY melakukan kunjungan kenegaraan ke Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Persatuan Emirat Arab serta Jordania, maka banyak orang yang bermimpi dan membayangkan bisa ikut dalam rombongan tersebut. Akhirnya tanggal 25 April 2005, SBY yang didampingi istrinya Ani Yudhoyono, kedua putranya, Agus Harimurti, Edhie Baskoro serta menantunya Annisa larasati Pohan, sejumlah menteri dan pejabat tinggi, petugas keamanan, dokter, wartawan hingga awak PT Garuda Indonesia meninggalkan tanah air menuju Saudi. Kota pertama yang disinggahi adalah Riyadh, ibu kota Saudi karena Yudhoyono akan bertemu dengan Raja Abdullah bin Abdul Aziz Al-Saud, yang lazim disebut sebagai Pelayan Dua Rumah Suci yaitu Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Akhirnya perjalanan yang ditunggu dan didambakan datang juga ketika rombongan tiba di Jedah pada 27 April. Menjelang keberangkatan ke Mekah, semua anggota rombongan pria tanpa kecuali Yudhoyono dan kedua putranya mengenakan pakaian ihram, yakni dua lembar kain berwarna putih sedangkan kaum wanita mengenakan pakaian muslimah berwarna putih pula. Menteri Agama Maftuh Basyuni kemudian memberikan siraman rohani. Tepat pada pukul 21.02 waktu setempat atau Jumat dinihari pukul 01.02 WIB, rombongan ini mulai meninggalkan Jeddah menuju kota dambaan Mekah. Perjalanan ke kota suci itu memakan waktu 59 menit. SBY dan rombongan kemudian memasuki wisma milik Kerajaan Saudi yang tepat berada di sebelah Masjidil Haram. Setelah beristirahat sekitar 30 menit, sambil merapikan diri termasuk melakukan wudhlu lagi, anggota rombongan perlahan-lahan mulai memasuki Masjidil Haram. Walaupun sudah tengah malam, mesjid ini tetap nampak sangat indah karena diterangi oleh ribuan lampu. Presiden dan rombongan mendapat perlakuan istimewa dari Raja Saudi dengan dikawal oleh tentara kerajaan untuk melakukan ibadah umroh. Puluhan tentara mulai belakukan penjagaan pagar betis dengan bergandengan tangan agar SBY dan rombongan bisa mengelilingi Ka`bah atau tawaf tanpa mendapat gangguan. Dengan penuh rasa khusuk dan konsentrasi, seluruh anggota mengelilingi Ka`bah sambil membaca doa baik yang terdapat dalam buku panduan ataupun mendengarkan doa yang dikumandangkan beberapa pemandu. Nikmat tiada tara Akhirnya SBY mulai merapat ke Ka`bah dan saat-saat yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga. Kepala Negara yang disertai istri, kedua putranya serta sang menantu serta, beserta anggota rombongan lain, mulai menaiki tangga memasuki Ka`bah. "Allahu Akbar, Allahu Akbar...," terdengar pujian terhadap Allah SWT yang dilontarkan beberapa anggota rombongan sebelum mereka akhirnya bisa masuk ke Ka`bah. Masuk ke tempat suci itu merupakan nikmat yang tiada taranya. Itu kesempatan sangat langka karena hanya diberikan kepada tokoh tertentu atau rombongan yang sangat dihargai pemerintah dan rakyat Saudi. Warga setempat saja belum tentu bisa masuk ke dalam tempat suci itu. SBY dan rombongan kecilnya kemudian melakukan shalat sunnah, masing-masing dua rakaat keeempat penjuru arah. Kepala Negara dan "tim kecilnya" berada di dalam Ka`bah sekitar 15 menit. Kemudian para anggota rombongan lainnya mulai "berjuang" sendiri-sendiri karena sekalipun masih dijaga secara khusus oleh tentara Saudi, namun tidak ada satu orang pun yang tahu apakah mereka bisa masuk atau tidak dan kalaupun masuk berapa lama waktu yang dimiliki untuk berada di sana. Setelah melakukan shalat dua rakaat, anggota rombongan SBY mulai membaca doa mulai untuk diri sendiri, keluarga hingga demi bangsa dan negara tercinta ini. Terisak Saat itulah, mulai terdengar isak tangis atau sedu-sedan di saat mereka mendapatkan kesempatan untuk memasuki kawasan yang sangat terbatas itu. Karena itulah cucuran air mata yang disertai rasa kebahagiaan nampak di wajah-wajah rombongan ini yang diperkenankan masuk ke dalam Ka`bah. Bahkan ada di antara mereka yang memperlihatkan kebahagiaannya dengan berpelukan. Setelah tawaf dan masuk ke dalam Ka`bah serta mencium Hajar Aswad, Presiden dan rombongan melanjutkan acara ritualnya melakukan sa`i yaitu berjalan di antara Bukit Shafa dan Bukit Marwah sebanyak tujuh kali. Acara ritual ini diakhiri dengan tahalul yaitu memotong rambut. Tanpa terasa, ibadah umroh berakhir sekitar pukul 23.40 waktu setempat dan rombongan pun kembali ke wisma untuk beristirahat.(*)

Oleh Oleh Arnaz Ferial Firman
Copyright © ANTARA 2006