Semua yang masuk ke PMI baik sebagai relawan, staf, maupun pengurus, tidak boleh punya motif lain kecuali memberi dan melayani warga di manapun, dan siapapun tanpa membedakan asal usulnya,
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Palang Merah Indonesia (PMI) Sudirman Said mengajak semua insan organisasi PMI untuk terus menjadi "oase" ketulusan dalam misi kemanusiaan demi menjaga kepercayaan masyarakat.

"Kepercayaan publik adalah tali hidup bagi organisasi kemanusiaan seperti PMI. Seluruh aktivitas PMI ditopang oleh sumber daya publik, baik melalui sumbangan langsung masyarakat, dana APBN dan APBD, maupun donasi dari mitra gerakan internasional sebagai bentuk dukungan publik,” kata Sudirman Said dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

Sudirman mengatakan upaya menjunjung tinggi Tujuh Prinsip Dasar Gerakan Kepalangmerahan Internasional merupakan hal penting, di antaranya kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kenetralan, kesatuan, dan kesemestaan.

Prinsip dasar tersebut menjadi pedoman dalam menghadapi berbagai dinamika dan tantangan operasi kemanusiaan ke depan.

“Dunia kemanusiaan sedang menghadapi sejumlah tantangan, termasuk perubahan iklim, bencana yang mengalami evolusi bentuk dan frekuensinya, kesenjangan derajat kesehatan dan kesejahteraan, dan konflik di berbagai penjuru dunia. Situasi ini akan mendorong perpindahan manusia, yang memerlukan respon Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah seluruh dunia,” katanya.

Menteri ESDM 2014-2016 itu mengatakan PMI sebagai salah satu perhimpunan nasional terus memperkokoh kapasitas operasi dan kapasitas organisasinya namun menjaga tata nilai dan kultur PMI yang terus mengedepankan semangat melayani dan memberi.

Di hadapan para sekretaris dan kepala markas seluruh Indonesia, Sudirman meminta PMI harus mampu meneguhkan upaya sebagai oase ketulusan.

"Semua yang masuk ke PMI baik sebagai relawan, staf, maupun pengurus, tidak boleh punya motif lain kecuali memberi dan melayani warga di manapun, dan siapapun tanpa membedakan asal usulnya,” katanya.

Sebelumnya, dalam pembukaan Rakornis pada Senin (12/12), Ketua Umum PMI M Jusuf Kalla menjelaskan bahwa PMI seperti ada di tengah, antara tangan di atas dan tangan di bawah.

Tangan di atas adalah para donatur penyokong PMI, tangan di bawah adalah masyarakat yang membutuhkan. Mereka adalah korban bencana korban konflik, atau kelompok rentan yang membutuhkan bantuan kemanusiaan, kata Jusuf Kalla.

“PMI hadir di tengahnya sebagai penyambung, yang menghubungkan kedua pihak itu. Karena itu organisasi PMI harus kuat, dikelola dengan transparan dan profesional," katanya.

PMI adalah organisasi kemanusiaan terbesar dan tertua di Indonesia. Berdiri pada tanggal 17 September 1945, persis sebulan setelah Proklamasi Kemerdekaan RI. Ketua PMI Pertama adalah Wakil Presiden Dr. Mohammad Hatta.

Saat ini PMI memiliki jejaring kerja di 34 Provinsi, 500 kabupaten dan kota, mengoperasikan lebih dari 250 Unit Donor Darah. Jumlah Relawan terlatih PMI mencapai 300 ribuan, tidak termasuk para pendonor darah yang saat ini jumlahnya sudah mencapai 6 juta donor.

Dalam berbagai operasi kemanusiaan, PMI bekerja sama dengan mitra-mitra Gerakan seperti International Federation of Red Cross (IFRC), International Committee of Red Cross (ICRC), dan sejumlah Perhimpunan Nasional dari berbagai negara.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2022