Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Burhanuddin Abdullah mengatakan, pihaknya akan berhati-hati sekali dalam menurunkan BI rate terutama agar tidak terjadi sudden reversal atau pembalikan situasi yang tiba-tiba atas investasi jangka pendek pihak asing. "Dalam penurunan suku bunga ini, BI akan secara hati-hati sekali supaya jangan terjadi efek yang tidak kita inginan yaitu sudden reversal," kata Burhanuddin di sela acara pengasapan nyamuk demam berdarah dengue yang dilakukan Ikatan Karyawan BI di SDN 03 Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta, Kamis. Burhanuddin tidak ingin terjadi pembalikan tiba-tiba atas investasi jangka pendek yang dilakukan oleh pihak asing pada akhir-akhir ini. "Dan itu kita akan jaga," katanya. BI akan berupaya secara konsisten agar investasi jangka pendek atau juga dikenal dengan hot money (uang panas) lama-lama menjadi investasi langsung. "(BI) akan secara konsisten supaya yang short term (jangka pendek), hot money itu, menjadi agak warm (hangat) dan kemudian menjadi cold (dingin), menjadi foreign direct investment (investasi asing langsung)," katanya. Burhanuddin mengatakan, BI tidak akan mengeluarkan kebijakan kontrol devisa untuk menjaga dana tersebut tetap berada di Indonesia. Menurut dia, ada beberapa kebijakan agar investasi langsung masuk. Namun ia mengatakan bahwa BI bukan hanya satu-satunya yang menentukan kebijakan makro ekonomi. "Ada pemerintah di pihak lain," katanya. Semua yang terkait, katanya, akan berupaya meningkatkan iklim investasi yang baik, membantu kegairahan ekonomi dalam negeri. Mengenai BI Rate sendiri, Burhanuddin mengatakan, BI akan memantaunya dari bulan ke bulan. "Saya katakan bulan lalu bahwa kelihatannya sudah cukup waktu bagi kita untuk melihat kembali suku bunga yang 12,75 persen itu," katanya. Ia mengatakan, ruang untuk menurunkan suku bunga tersebut makin terbuka. "Setiap bulan akan kita lihat perkembangannya," katanya. Burhanuddin mengatakan, jika melihat ekonomi eksternal terutama harga minyak, maka tidak ada seorang pun yang bisa menerkanya dengan baik. "Karena itulah kita harus berhati-hati," katanya. Sebelumnya Burhanuddin mengatakan, penurunan BI Rate kemungkinan akan terjadi pada Mei atau Juni 2006 dari rencana BI mempercepat penurunan BI Rate dari jadwal semula yaitu pada awal semester kedua 2006. Namun hal tersebut masih harus melihat faktor-faktor eksternal. Sejak 6 Desember 2005 hingga 5 April 2006 besarnya BI Rate adalah 12,75 persen. Sementara itu pada 1 Nov 2005 (12.25 persen), 4 Okt 2005 (11.00 persen), 6 Sept 2005 (10.00 persen), 9 Agust 2005 (8.75 persen), dan 5 Juli 2005 (8.50 persen).(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006