"Kita tidak hanya memenuhi target, tetapi juga menunjukkan kepada negara Asia lain bahwa potensi kecerdasan siswa SMP di Indonesia harus mereka perhitungkan," kata Yohanes Surya.
Jakarta (ANTARA News) - Tim Olimpiade Fisika Indonesia menduduki tempat kedua setelah meraih dua medali emas, satu perak, dan tiga perunggu dalam Olimpiade Fisika Asia (Asian Physics Olimpiad (APhO) ke-7 yang berlangsung di Almaty, Kazakhstan, 23-29 April 2006. "Prestasi yang diraih tim Indonesia di ajang AphO ke-7 sudah cukup menggembirakan tetapi kami para pembina merasa belum puas dan masih akan mengejar target lebih besar pada ajang yang sama tahun 2007 di Cina," kata Ketua Kontingen Indonesia dalam Olimpiade Fisika, Prof Yohanes Surya, di sela-sela acara penyambutan delegasi oleh Mendiknas Bambang Sudibyo yang didampingi Sekjen Depdiknas, Dodi Nandika di Jakarta, Senin malam. Dalam Olimpiade Fisika yang diikuti 166 negara tersebut, tim Cina menempati urutan pertama dengan menggondol delapan medali emas. Posisi kedua ditempati oleh tim Indonesia dan Taiwan berada di posisi ketiga. Kedua medali emas bagi Indonesia itu dipersembahkan oleh Pangus (SMA Kristen 3 Penabur, Jakarta) dan Irwan Ade Putra (SMA Negeri 1, Pekanbaru). Medali perak diraih oleh Jonathan Pradana Mailoa (SMA Kristen 1 Penabur, Jakarta), sedangkan tiga medali perunggu diperoleh Andy Latief (SMA Negeri 1, Pamekasan), Muhammad Firmansyah Kasim (SMP Athira, Makassar), dan Rudy Handoko (SMP I Sutomo, Medan). Yohanes mengatakan, pihaknya telah menargetkan akan mengalahkan tim Cina dalam olimpiade fisika di Cina tahun 2007. "Sesungguhnya tim kita sudah mengalahkan tim Cina di atas kertas. Target kita tahun depan harus lebih unggul dari tim Cina. Untuk itu kita sudah siapkan anak-anak dari sekarang. Kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia sudah mampu mengungguli Cina," katanya. Menurutnya, Olimpiade Fisika di Almaty itu setingkat dengan olimpiade fisika tingkat dunia yang akan diselenggarakan di Singapura Juni 2006. Bagi Indonesia, kali ini Olimpiade Fisika menorehkan nilai istimewa. Mencuatnya dua siswa SMP asal Indonesia sebagai peraih medali perunggu mencatat rekor tersendiri bagi sejarah penyelenggaraan ajang tersebut. Berdasarkan dokumen di Asian Physics Olympiad (APhO), sejak Olimpiade Fisika Asia dimulai tahun 2000, baru kali ini ada siswa SMP meraih perunggu. Negara peserta umumnya mengirimkan siswa SMA. "Kita tidak hanya memenuhi target, tetapi juga menunjukkan kepada negara Asia lain bahwa potensi kecerdasan siswa SMP di Indonesia harus mereka perhitungkan," kata Yohanes Surya. Tim Indonesia dalam kesempatan yang hampir bersamaan memperoleh dua medali perak pada Thai Astronomy Olympiad (TAO) di Nakhon, Si Thammarat, Thailand. TAO yang diselenggarakan Thailand merupakan ajang "pemanasan" bagi peserta dari Indonesia dan Thailand sendiri yang tahun 2007 akan menjadi tuan rumah ajang olimpiade astronomi tingkat internasional.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006