Jakarta (ANTARA News) - PT International Nickel Indonesia Tbk (Inco) akan menggunakan batubara sebagai pengganti BBM yang kini masih dipakai guna menggerakkan pembangkit listrik, sekaligus untuk menurunkan biaya produksi. Presiden Direktur Inco Bing R Tobing di Jakarta, Kamis mengatakan, pemanfaatan batubara akan menurunkan biaya produksi antara 15-20 sen dolar AS per pon nikel. Menurut dia, dalam waktu dekat pihaknya akan mulai melakukan studi awal penggunaan batubara yang diperkirakan memakan waktu satu sampai dua tahun dengan biaya sekitar satu juta dolar AS. "Dengan cadangan batubara di Indonesia yang besar, pemanfaatan batubara menjadi semakin ekonomis," katanya. Direktur Hubungan Luar Perusahaan Inco Sri Kuncoro menambahkan, biaya energi Inco mencapai 45 persen dari biaya produksi per pon nikel yang pada triwulan pertama tahun ini mencapai 2,76 dolar AS. Akibat kenaikan harga BBM, angka tersebut mengalami kenaikan ketimbang tahun 2005 yang rata-rata biaya produksinya hanya 2,29 dolar AS per nikel. Menurut Sri, setiap kenaikan harga minyak satu dollar AS akan meningkatkan biaya produksi sebesar dua sen dolar AS per ponnya. Per tahun, Inco menghabiskan BBM jenis high sulfur fuel oil (HSFO) sekitar 3,3 juta barel dan high speed diesel (HSD) sebesar 90 juta liter. Sedang, pada triwulan pertama 2006 pemakaian HSFO mencapai 722 ribu barel dan HSD 22,3 juta liter. Mengenai Proyek PLTA Karebe, Bing menuturkan, pihaknya meminta jaminan Departemen Kehutanan agar perpanjangan izin setiap lima tahunnya tidak ada masalah. Sebelumnya, Dephut bersedia memberikan izin selama lima tahun sekali hingga maksimal 25 tahun bagi PLTA Karebe dengan kapasitas 90 MW.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006