Jakarta (ANTARA) - Startup kendaraan otonom Amerika Serikat (AS) Nuro memberhentikan 20 persen tenaga kerja (sekitar 300 orang) dan mengakui bahwa perekrutan yang dilakukan perusahaan dalam setahun terakhir merupakan "langkah yang keliru".

"Memberhentikan anggota tim selalu menjadi pilihan terakhir, tapi sayangnya hal itu diperlukan setelah opsi lain habis," tulis salah satu pendiri perusahaan dalam surel kepada karyawan, seperti dilaporkan Reuters pada Senin.

Startup yang berbasis di Silicon Valley, yang investornya termasuk Tiger Global Management, Google Alphabet Inc dan Softbank Group Corp, telah mengumpulkan 600 juta dolar AS pada tahun lalu dengan nilai perusahaan mencapai 8,6 miliar dolar AS.

Baca juga: Coba bZ4X, SUV pintar Toyota yang berharga lebih Rp1 miliar

Pendiri Nuro, Dave Ferguson dan Jiajun Zhu mengerjakan proyek mobil self-driving Google, kemudian berubah menjadi Waymo, sebelum meluncurkan Nuro.

Mereka mengatakan Nuro tumbuh pesat dalam satu tahun terakhir dibantu pasokan modal yang melimpah, tetapi tantangan ekonomi pada 2022 memaksa perusahaan untuk memangkas biaya.

"Kami menggandakan ukuran tim kami dalam waktu kurang dari dua tahun dan meningkatkan biaya operasional kami secara signifikan, dengan asumsi lingkungan pendanaan akan tetap kuat," kata Ferguson dan Zhu.

"Kami membuat keputusan ini dan bertanggung jawab penuh atas keadaan hari ini," tulis mereka.

PHK itu mempengaruhi sekitar 300 karyawan, dan pekerja yang terkena dampak akan ditawarkan pembayaran pesangon tiga bulan dan tunjangan lainnya, menurut email tersebut.

Baca juga: Produsen EV China incar predikat "bintang lima" untuk pasar Eropa

Baca juga: Tesla tarik 321.000 kendaraan AS karena masalah lampu belakang

Baca juga: Lyft & Motional umumkan Ride-Hailing otonom Hyundai Ioniq 5 di LA
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022