Denpasar (ANTARA News) - Deklarator Partai Bintang Reformasi (PBR) Habib Umar Mohammad Al-Hamid mengindikasikan adanya manufer politik uang dalam muktamar Ishlah di Denpasar, Bali. "Saya melihat ada manuver-manuver tidak baik dalam muktamar termasuk adanya politik uang," kata Habib Umar Al-Hamid kepada wartawan sebelum pembukaan Muktamar PBR di Denpasar, Bali, Sabtu petang. Menurut Umar Al-Hamid, selain politik uang muktamar kali ini juga diwarnai masuknya orang-orang yang sebelumnya sudah direcall dari partai. Umar memberikan contoh surat pencabutan keanggotaan Fatih R Sidiq. Menurut Umar, ada beberapa orang seperti Fatih Sidiq yang disinyalir ikut dalam muktamar kali ini. Namun ketika ditanyakan siapa yang melakukan politik uang, Umar Al-Hamid tidak bersedia mengungkapkannya. "Kalau untuk menyebutkan siapa pelakunya, saya kira tidak etis," kata Umar Al-Hamid. Umar meminta para kandidat ketua umum yang bersaing memiliki moral dan ahlak yang baik sehingga bisa menjadi anutan. "Kita harapkan kandidat-kandidat yang terpilih nanti yang terbaik dan bisa menjaga moral," katanya. Ketika ditanyakan siapa kandidat yang memiliki peluang terpilih sebagai ketua umum PBR dalam muktamar kali ini, Umar Al-Hamid menjagokan Djafar Badjeber dan Zaenal Ma`arif. "Kita lihat dua sosok yang jelas yakni Djafar dan Zaenal punya peluang yang besar," katanya. Keduanya, tambah Umar, memiliki pengalaman dan kemampuan yang memadai untuk memimpin PBR pada masa depan. Sementara untuk kandidat lainnya seperti Burzah Zarnubi, Ade Daud Nasution maupun Ismail Royan, tambah Habib Umar memang memiliki peluang namun masih dirasakan belum memiliki pengalaman yang memadai. "Tapi untuk Zaenal Ma`rif karena sudah memegang jabatan wakil ketua DPR sepatutnya bisa menjadi anutan seperti Hidayat Nur Wahid, dengan mundur (sebagai kandidat)," Kata Umar. Habib Umar juga mengajukan solusi kepemimpinan PBR ke depan yang ideal dipimpin Ketua Umum Djafar Badjeber, Wakil Ketua Burzah Z, bendahara Ade Daud Nasution dan Ketua Dewan Syuro KHB Zainuddin MZ. Namun ketika ditanyakan apabila susunan yang diidamkannya tersebut tidak terjadi, Umar Al-Hamid mengaku akan melihat terlebih dahulu. "Tentu situasinya akan berubah dan tidak akan baik. Tentunya juga akan berat diterima oleh anggota maupun rakyat pemilih," kata Habib Umar Al-Hamid. Muktamar ishlah PBR akan berlangsung dari 22 - 24 April 2006 dan dibuka oleh Wapres Jusuf Kalla.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006