Jakarta (ANTARA) - Hampir seluruh jenis usaha di Indonesia mengalami kondisi yang sangat sulit saat pandemi COVID-19 melanda, terutama sektor otomotif yang sangat bergantung pada aktivitas dan mobilitas masyarakat.

Pada tahun 2020, industri tersebut mengalami salah satu kerugian terparah sepanjang masa dengan penurunan penjualan lebih dari 50 persen lantaran tidak adanya mobilitas.
 
Mei 2020 menjadi bulan dengan penurunan terparah, dimana penjualan per bulan yang biasanya terdapat sekitar 90 ribu seketika anjlok menjadi hanya 5 ribu.

Dengan penurunan sektor industri otomotif yang signifikan, pemerintah pun memberikan insentif sektor otomotif  berupa pembebasan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Bersamaan dengan itu, Bank Indonesia (BI) turut memberikan kebijakan pelonggaran ketentuan uang muka menjadi nol persen.
 
Melalui berbagai insentif dan relaksasi yang diberikan pemangku kebijakan, industri otomotif perlahan pulih utamanya mulai tahun ini. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan total penjualan mobil dari pabrik ke dealer (wholesales) telah mencapai 99.986 unit pada September 2022.
 
Angka tersebut meningkat dari September 2020 yang hanya sebanyak 48.554 unit dan September 2021 sebesar 84.113 unit. Meski meningkat pada tahun ini, terdapat hambatan lainnya yang dihadapi industri otomotif yakni kenaikan biaya transportasi hingga kurangnya kontainer dan semikonduktor.
 
Selain itu, General Manager Proyek Toyota Daihatsu Engineering Manufacturing, Indra Chandra Setiawan, menambahkan, sektor otomotif menghadapi tantangan jangka pendek dan panjang saat ini.
 
Untuk jangka panjang, terdapat permasalahan pemanasan global dan permasalahan lingkungan lainnya, sedangkan permasalahan jangka pendek adalah industri otomotif harus menghadapi permasalahan harga bahan bakar dan perlambatan ekonomi.
 
Sementara dari sisi teknologi, industri otomotif perlu mencari teknologi baru, inovasi baru, masukan pasar baru, dan diversifikasi pasar. Tetapi yang perlu dikhawatirkan mengenai adopsi teknologi adalah mencari rantai pasok baru.
 
Kendati demikian, berbagai inovasi dan perubahan itu tentunya memerlukan investasi yang besar ataupun penyaluran kredit.
 
Tiga institusi keuangan di bawah Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), yakni Bank Danamon, Adira Finance, dan MUFG Bank pun berkolaborasi mendorong industri otomotif melalui pembiayaan agar pada akhirnya bisa berkontribusi kepada penguatan pemulihan ekonomi nasional.
 
Salah satu kolaborasi yang baru dilakukan ketiganya adalah dengan menjadi official bank partner dan official multifinance partner dalam kegiatan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2022.
 
Adapun MUFG Bank mendukung pembiayaan di level pabrik, kemudian Bank Danamon mendukung pembiayaan di level berikutnya, yakni kepada para dealer agar bisa membeli unit dari pabrik untuk dijual ke konsumen. Dalam pembiayaan konsumen itu, Adira Finance yang berperan.
 
Selain itu, ketiganya juga baru saja menyelenggarakan acara Economic Outlook bertajuk The Indonesia Summit 2023 untuk menegaskan kembali komitmen grup dalam mendorong pertumbuhan ekosistem otomotif yang berkelanjutan di Indonesia.
 
Sebagai bagian dari komitmen dengan mitra dan pelanggan, MUFG Bank, Bank Danamon, serta Adira Finance terus bekerja dan memperluas bisnis untuk lebih mendukung, dan melayani ekosistem otomotif di Indonesia dengan lebih baik.
 
"Kami percaya industri otomotif sangat penting bagi Indonesia dalam hal output ekonomi, lapangan kerja yang besar, dan evolusi teknologi seperti kecerdasan buatan, teknologi hijau, dan sebagainya," ujar Direktur Utama Danamon, Yasushi Itagaki.
 
Sebelum pandemi, industri otomotif menyumbang 4,34 persen dari produk domestik bruto (PDB) nasional pada tahun 2019 dan 4,66 persen PDB pada 2018.
 
Bahkan, selama periode pembatasan kegiatan masyarakat pada tahun 2020, industri ini masih mempekerjakan sedikitnya 17 juta pekerja, dimana 13,6 persen di antaranya merupakan angkatan kerja nasional.
 
Gaikindo mencatat ekspor mobil Indonesia saat ini juga sudah dilakukan ke 84 negara. Di tahun ini, ekspor mobil Indonesia mulai menembus angka 300 ribu unit per tahun dan tahun depan terdapat permintaan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkannya menjadi 1 juta unit per tahun pada 2023.
 
Industri otomotif Indonesia pun merupakan yang paling besar di antara negara-negara ASEAN lainnya, jika dilihat dari sisi penjualan. Namun demikian, secara produksi Indonesia masih berada di posisi kedua, di belakang Thailand.

Pascapandemi
 
Pascapandemi, sinergi antara Bank Danamon, Adira Finance, dan jaringan global MUFG semakin kuat dalam mendukung ekosistem pembiayaan di industri otomotif, terutama dalam mendorong pertumbuhan ekosistem otomotif yang berkelanjutan di Indonesia.
 
Untuk jangka menengah, transisi menuju ekonomi hijau akan membuka berbagai peluang pertumbuhan baru. Saat ini, Indonesia sudah berkomitmen untuk mencapai nol emisi bersih pada tahun 2060 atau lebih cepat.
 
Dengan demikian, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menilai terdapat dua hal yang harus dilakukan yakni mengurangi pembangkit listrik batu bara serta membangun energi terbarukan. Dua hal ini dilakukan meski saat ini Indonesia sedang mengalami surplus listrik.
 
"Industri otomotif yang menuju transisi ekonomi hijau juga sangat kita butuhkan," ujar Suahasil.
 
Adapun Adira Finance turut berkomitmen akan masuk lebih dalam ke pembiayaan kendaraan premium dan kendaraan listrik, utamanya program pemerintah terkait pengembangan ekosistem mobil listrik.
 
Dengan kolaborasi Bank Danamon, Adira Finance, dan MUFG Bank, produk dan layanan keuangan yang ditawarkan, mulai dari level pabrikan hingga konsumen akan lebih lengkap dan kompetitif.

Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022