Jakarta (ANTARA) - Berbagai pemerintah daerah atau tingkat lokal di China mempercepat pembuatan kebijakan dan investasi yang relevan dan selaras dengan rencana nasional negara tersebut yang diumumkan sejak Maret 2022 untuk mempromosikan industri energi hidrogen.

Hidrogen dapat dihasilkan dari berbagai energi primer, seperti batu bara dan gas alam. Salah satu energi hidrogen yang dihasilkan dari energi terbarukan disebut hidrogen hijau, yang merupakan arah utama pembangunan China dalam industri energi hidrogen.

Sebagai basis pembangkit listrik tenaga angin dan fotovoltaik di China timur laut, Provinsi Jilin berencana membangun 400 stasiun pengisian bahan bakar hidrogen dan membangun industri energi hidrogen dengan nilai output mencapai 100 miliar yuan (1 yuan = 2.152) pada 2035.

Di Provinsi Anhui, China tengah, sebuah stasiun pemanfaatan yang terintegrasi hidrogen berskala megawatt dioperasikan pada Juli lalu.

Stasiun tersebut membangun sirkulasi rendah karbon antara listrik terbarukan dan hidrogen hijau. Keduanya dapat mengubah listrik yang dihasilkan oleh energi terbarukan menjadi penyimpanan hidrogen dan mengubah hidrogen menjadi listrik.

Selain penyimpanan dan produksi energi, hidrogen juga diterapkan di bidang logistik dan konstruksi.

Pada Juni, produsen truk China FAW Jiefang mengirim 300 kendaraan berbahan bakar sel hidrogen dari Jilin ke pelanggan mereka di Beijing, Shanghai, Shanxi, dan beberapa wilayah lainnya.

Menurut rencana nasional, pada 2025, China akan memiliki sekitar 50.000 kendaraan berbahan bakar sel hidrogen, serta produksi hidrogen tahunannya dari energi terbarukan akan mencapai 100.000 hingga 200.000 ton.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022