Bandung (ANTARA News) - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung kembali berhasil "melahirkan" bayi tabung kedua di Jawa Barat dari pasangan suami-istri Arian Ihwanto (28) dan Yanti Rahmawati (30) dengan berat badan 2,8 kg dan panjang 45,7 cm. "Kelahiran anak pertama dari pasangan Arian dan Yanti ini berjalan lancar dengan operasi ceasar yang dilakukan oleh tim dokter," kata dr Ruswan Anwar, salah seorang anggota tim bedah bayi tabung RSHS kepada pers di Bandung, Rabu sore. Bayi tabung berjenis kelamin perempuan itu lahir pada Rabu pagi sekitar pukul 10.50 WIB. Sebelumnya, bayi tabung pertama lahir pada 10 Februari lalu dari pasangan Risto Budianto (37) dan Yuli Setiawati (37). Mengenai bayi tabung kedua, dr Ruswan lebih lanjut menjelaskan bahwa Ny Yanti mulai kontraksi pada Selasa (18/4) malam, sekitar pukul 22.50 WIB, padahal sebelumnya diperkirakan kelahiran anak pertamanya itu akan berlangsung satu minggu lagi. Setelah berada di RSHS, kontraksi Ny Yanti semakin sering, dan pada pukul 07.30 Rabu pagi sudah terjadi bukaan sebesar 2,5 cm dan pada pukul 10.45 WIB tim dokter mulai melakukan operasi emergency (ceasar). Menurut dr Ruswan, pasangan Arian dan Yanti mulai mengikuti program bayi tabung pada 21 juli 2005. Tahun sebelumnya, Yanti pernah menjalani operasi karena ada kelengketan rahim di pipa telur. Setelah menjalani operasi yang dilakukan dokter asal Singapura, dr Yap Lip Kie, dan dokter asal Australia, dr Peter Maher, pasangan itu ditawarkan untuk ikut dalam program bayi tabung. Sementara itu Yanti yang berada di Ruang Parahyangan RSHS mengaku sangat senang telah melahirkan anak perempuan pertamanya, meski kelahiran putrinya tanpa ditemani suami, karena tengah bekerja di Balikpapan, Kalimantan Timur. Yanti, Anak bungsu dari empat bersaudara itu sebelumnya tidak berencana mengikuti program bayi tabung. Namun, pada tahun 2004 dirinya sempat mendapatkan hambatan untuk hamil karena terjadi pelengketan pada rahimnya. "Dari usia sembilan bulan perkawinan, saya dan suami sudah mencari informasi tentang bayi tabung, karena saya ingin cepat punya momongan," jelasnya. Lebih lanjut Yanti sambil berbaring di tempat tidur mengemukakan bahwa ia dan suaminya hanya melanjutkan ihktiar. "Pernikahan kami sudah 3,5 tahun dan pada saat ingin cepat punya momongan, kandungan saya ada gangguan, sehingga dokter di RSHS menawarkan program bayi tabung, dan akhirnya berhasil," tuturnya. Sementara itu dr Ruswan menambahkan, saat ini di RSHS Bandung terdapat 10 pasien yang sedang menjalani program bayi tabung, dan bulan depan ada tiga pasien yang akan melahirkan, salah satu di antaranya akan melahirkan anak kembar.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006