Kami yakin bahwa kami menghentikan kemungkinan pembunuhan berikutnya
Stockton, California (ANTARA) - Kepolisian Kota Stockton, California, pada Sabtu (15/10) mengungkapkan telah menangkap seseorang yang diduga menewaskan enam orang dalam pembunuhan berantai yang menghebohkan di kawasan Northern California.

Berkat informasi dan penyelidikan, pihak berwenang bisa mengawasi seorang pria dan menghentikannya ketika ia sedang menyetir kendaraan di kota itu pada Sabtu pagi, kata Kepala Kepolisian Stockton Stanley McFadden.

Di leher pria yang mengenakan pakaian warna gelap itu tergantung sebuah penutup wajah, kata McFadden.

Baca juga: Rudal balistik antarbenua Minuteman III uji operasional di California


Ketika petugas penyelidikan menghentikannya, pria tersebut juga memiliki sebuah senjata api dan sedang berada dalam "misi untuk membunuh", ujarnya.

"Kami yakin bahwa kami menghentikan kemungkinan pembunuhan berikutnya," kata McFadden, menambahkan.

Kepala kepolisian Stockton itu menyebut si tersangka bernama Wesley Brownlee, yang berusia 43 tahun.

Rangkaian penembakan, yang mulai terjadi tahun lalu dan berlanjut hingga September, dikaitkan dengan hasil-hasil forensik, kata pihak berwenang awal bulan ini.

Kejaksaan distrik San Joaquin sedang melakukan peninjauan terhadap hasil forensik tersebut dan tersangka akan dihadirkan di persidangan pada Selasa (18/10), kata Tori Verber Salazar, jaksa wilayah itu.


Baca juga: 2 tewas dan 1 terluka akibat kebakaran hutan di California Selatan


Dalam rangkaian pembunuhan itu, enam orang tewas --hampir semuanya di daerah Stockton. Korban ketujuh selamat setelah menderita luka-luka.

Pada 4 Oktober, kepolisian menerbitkan sebuah video pengawas terkait seorang tersangka pembunuhan berantai.

Kota Stockton berpenduduk lebih dari 300.000 orang dan berada sekitar 96,5 kilometer di timur San Francisco.


Sumber: Reuters


Baca juga: Kebakaran hutan mematikan di California Selatan meningkat dalam 24 jam

Baca juga: California konfirmasi kematian pertama akibat cacar monyet di AS

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2022