Jakarta (ANTARA News) - Departemen Agama tetap akan mengoperasikan seluruh embarkasinya meski ada beberapa landasan pacunya yang tidak memenuhi syarat bagi penerbangan pesawat jenis B 747-200 atau 300 seperti yang disyaratkan pemerintah Arab Saudi. "Tentu kami tetap mengoperasikan embarkasi itu meskipun jadi tak memenuhi syarat. Kalau tidak, mau dikemanakan jemaah? Kami menyesalkan kalau itu diberlakukan mendadak," kata Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji Depag Slamet Riyanto di Jakarta, Rabu. Pihaknya tentu akan segera menyesuaikan embarkasi haji di berbagai daerah untuk memenuhi persyaratan yang diwajibkan, namun penyesuaian tersebut memerlukan waktu yang tidak sebentar dan tidak bisa tahun ini juga dilakukan, ujarnya. Dikatakan Slamet, pihaknya hingga kini belum menerima surat resmi pemerintah Arab Saudi tentang peraturan baru itu dan karenanya masih berpegang pada peraturan lama. Persyaratan minimal tersebut diakuinya bisa menyebabkan sejumlah embarkasi haji yang selama ini hanya memiliki landasan pacu 2.200-2.500 meter harus memperpanjang landasan pacunya, berhubung Boeing 747-200 atau 300 (berkapasitas sekitar 450 orang) membutuhkan landasan pacu minimal sepanjang 3.000 meter. Padahal untuk memperpanjang landasan pacu bagi suatu Bandara, diperlukan dana miliaran rupiah dan waktu yang cukup lama, sekitar setahun. Sebelumnya, Anggota Komisi V DPR Aboe Bakar A memastikan bahwa pelarangan itu bukan sekedar isu tetapi sudah permintaan resmi pemerintah Saudi Arabia bahwa mulai tahun ini, pesawat haji dari Indonesia, minimal sekelas B 747-200 atau 300. "Itu demi efisiensi pengaturan slot time (pengaturan pesawat lepas landas dan pendaratan) pesawat datang dan pergi atau masalah lain yang terkait dengan kepadatan di bandara dan lainnya," kata Aboe. Bandara di Indonesia yang bakal mengalami pelarangan pesawat jenis B 767-300 (berkapasitas sekitar 350 penumpang) itu adalah Bandara Adisumarmo (Solo), Bandara Sepinggan (Balikpapan), Bandara Hasanuddin (Ujung Pandang), Bandara Blangbintang (Nangroe Aceh Darussalam) dan Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006