Pembangunan trotoar diharapkan menarik lebih banyak pejalan kaki dan menggunakan transportasi umum dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi
Jakarta (ANTARA) - Pengamat tata kota Nirwono Joga mendesak kepada  Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membangun trotoar di lokasi-lokasi strategis untuk memberikan kenyamanan kepada pejalan kaki.

"Bangun trotoar di pusat perbelanjaan, perkantoran, sekolah, pasar, pusat pemerintahan, taman, halte, stasiun, terminal dan kawasan wisata," kata Nirwono Joga di Jakarta, Senin.

Pembangunan trotoar diharapkan menarik lebih banyak pejalan kaki dan menggunakan transportasi umum dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi.

Sehingga, diharapkan ikut mengurangi polusi udara di Jakarta yang bersumber dari kendaraan bermotor.

Pembangunan trotoar itu dapat dilakukan berdasarkan rencana induk infrastruktur pejalan kaki, saluran air dan Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT).

Adapun pembiayaan tidak hanya menekankan anggaran dari APBD, tapi juga pembiayaan alternatif dari Koefisien Lantai Bangunan (KLB), surat persetujuan penunjukan penggunaan lokasi (SP3L) hingga dana sosial korporasi (corporate social responsibility/ CSR).

Saat ini, berdasarkan data Dinas Bina Marga DKI, pada 2021 panjang trotoar di Jakarta mencapai 265 kilometer.

Capaian itu sekitar 15 persen dari total panjang ruas jalan di Jakarta yang mencapai masing-masing sekitar 1.300 kilometer kiri dan kanan jalan.

Berdasarkan data inventarisasi emisi dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta pada 2020, emisi dari sektor transportasi menyumbang sekitar 22 persen atau 11.864 giga grams CO2e (Gg CO2 equivalent).

Selain transportasi, juga pembangkit listrik mencapai 7.296 giga grams CO2 atau mencapai 13 persen.

Adapun total emisi gas rumah kaca (GRK) yang diinventarisasi Dinas Lingkungan Hidup DKI pada 2020 mencapai 54.057 Gg Co2e.

Sementara itu, Dinas Perhubungan DKI mencatat sepeda motor menyumbang 44,5 persen dan mobil pribadi menyumbang 14,2 persen polusi udara dari sektor transportasi di DKI berdasarkan data Komite Penghapusan Bensin Bertimbal pada 2019.

Sepeda motor menjadi penyumbang terbesar karbon monoksida dan hidrokarbon yang menyebabkan pernafasan akut, kanker, dan isu kesehatan lainnya.
Baca juga: Dinas Bina Marga DKI perluas akses bagi pejalan kaki di Rasuna Said
Baca juga: Revitalisasi trotoar di Jakarta sebagian besar sudah di atas 70 persen
Baca juga: Anies: Revitalisasi trotoar adalah tren kota dunia

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022