"Dari judulnya saja, majalah itu tidak mendidik bahkan memberikan beban persolan baru bagi bangsa Indonesia," ujar Aa Gym.
Jakarta (ANTARA News) - Penerbitan Majalah Playboy di Indonesia telah mencoreng dan mempermalukan bangsa Indonesia yang penduduknya mayoritas Muslim, kata Dai Kondang Abdullah Gymnastiar. "Kita malu dengan bangsa lain dan penerbitan majalah Playboy ini telah mencoreng wajah Indonesia," ujar Dai yang akrab disapa AA Gym seusai memberikan ceramah peringatan Maulid Nabi Muhammad di Wisma ANTARA, Minggu. Pasalnya, Majalah Playboy tersebut bertentangan dengan nilai-nilai budaya ketimuran bangsa Indonesia dan dapat merusak moral generasi bangsa, katanya. "Dari judulnya saja, majalah itu tidak mendidik bahkan memberikan beban persolan baru bagi bangsa Indonesia," ujar Aa Gym yang mengaku merasa malu dengan bangsa-bangsa lain, terutama dengan negara-negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam. Lebih lanjut dia mengatakan, kehadiran Majalah Playboy yang bersimbolkan gambar kelinci ini sama sekali tidak memberikan hal-hal terbaik kepada masyarakat Indonesia dan meminta pemerintah agar menarik penerbitannya. Aa Gym juga berharap pemberitaan media dapat membantu masyarakat menemukan solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi, bukan justru menambah persoalan baru. Menurut dia, banyak media massa saat ini cenderung menampilkan hal-hal yang kurang mendidik. Selain Aa Gym, reaksi keras juga disampaikan berbagai elemen masyarakat. Ketua Umum Front Pembela Islam, Habib Riziek, misalnya, mengambil langkah hukum untuk menghentikan peredaran majalah ini. Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) pun secara terang-terangan menolak penerbitan serta peredaran majalah yang dipimpin Erwin Arnada itu. Bahkan, Ketua Departemen Data dan Informasi MMI, Fauzan Al Anshori, mengatakan, pihaknya telah melayangkan somasi dan memberi waktu tujuh hari kepada pengelolanya agar menarik dan menghentikan penerbitan majalah ini. Jika dalam kurun waktu itu, pengelolanya tidak mematuhi somasi MMI, maka persoalannya akan diadukan ke aparat hukum, katanya. Dia menjelaskan, pihaknya melakukan somasi dan akan mengajukan pengelola majalah ini ke proses hukum karena ada unsur pronografi dalam isi majalah ini. Terbitan perdana majalah ini memuat foto sensual artis Andhara Early. Bahkan, kata dia, lebih 15 halaman yang terdapat dalam Majalah Playboy telah memenuhi unsur delik kejahatan terhadap kesusilaan. Pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Pemred Majalah Playboy Erwin Arnada. Erwin dinilai tidak memegang komitmennya saat melakukan pertemuan sebanyak dua kali dengan MMI. Saat melakukan pertemuan, Pemred Majalah Playboy itu telah menyatakan tidak akan menerbitkan majalah tersebut.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006