Jakarta (ANTARA News) - Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotongroyong (Kosgoro) menyampaikan surat terbuka kepada Perdana Menteri Australia John Howard yang menyatakan protes terhadap pemuatan kartun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di salah satu surat kabar Australia. "Kosgoro sebagai organisasi kemasyarakatan Indonesia yang memiliki wawasan kebangsaan sungguh merasa terkejut dan terhina dengan pemuatan karikatur di Surat Kabar Australia `Australian Weekly`," demikian isi surat terbuka yang salinannya diterima ANTARA News di Jakarta, Senin. Dalam pernyataannya, Kosgoro mengatakan bahwa sebagaimana halnya di Indonesia, surat kabar di negara demokrasi tidaklah merupakan penggambaran langsung dari aspirasi Pemerintah dan rakyat Australia. "Namun harus diakui bahwa pemuatan kartun yang sangat menghina itu didorong oleh sikap Pemerintah Australia yang memberi angin dengan memberikan visa tinggal sementara bagi 42 orang warga Papua yang juga Warga Negara Republik Indonesia yang minta `suaka`," tulis Kosgoro. Kosgoro juga menilai bahwa Pemerintah Australia sangat tidak jujur dalam membangun persahabatan dengan Indonesia, bahwa berwajah ganda dengan mengakui integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di satu pihak, tetapi di lain pihak memberikan tempat bagi segelintir orang yang menghembuskan Papua Barat Merdeka. "Kosgoro mengimbau Yang Mulia Perdana Menteri untuk segera mengambil langkah-langkah yang efektif untuk memulihkan persahabatan dengan Indonesia dengan meminta maaf, mengakui kedaulatan dan integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia dari Sabang sampai Merauke secara konsekuen serta mencabut kembali pemberian visa tinggal sementara kepada 42 orang warga Papua/Indonesia tersebut," demikian pernyataan yang ditandatangani Ketua Umum Pimpinan Pusat Kolektif Kosgoro, Hayono Isman. Sementara itu, Presiden Yudhoyono menyesalkan dan merasa prihatin atas penerbitan kartun atau karikatur tentang dirinya yang diterbitkan di harian Australia "Australian Weekly" pada Sabtu (1/4). "Saya memang menyesalkan dan prihatin atas penerbitan karikatur tentang diri saya yang tidak senonoh dan berbau pelecehan," katanya dalam jumpa pers di Istana Merdeka Jakarta, Senin. Pada kartun tersebut, Presiden Yudhoyono digambarkan memakai kopiah hitam dan mempunyai ekor sambil berkata, "Don`t take this the wrong way...", sementara dibawahnya ada gambar seseorang berkulit hitam yang dinyatakan pembuatnya, Bill Leak itu, sebagai warga Papua. Ditengarai pemuatan kartun tersebut merupakan balasan atas kartun PM John Howard, pada harian Rakyat Merdeka, Rabu (29/3) yang menggambarkan dirinya dan Menteri Luar Negeri Australia sebagai anjing geladak yang sedang bermesraan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006