Yogyakarta (ANTARA News) - Rapat Umum Masyarakat Indonesia (Rumi) sekaligus ajang deklarasi Bugiakso yang maju dalam bursa calon presiden (capres) Minggu (1/2) mendatang di area Monumen Jogja Kembali (Monjali) direncanakan akan dihadiri sekitar 100 ribu massa dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah, Jawa Barat serta perwakilan Banteng Kedaulatan (BK) dari seluruh Indonesia. "Sebenarnya masyarakat yang menyatakan akan hadir mencapai 500 ribu orang, namun karena keterbatasan tempat dan imbauan dari pihak keamanan maka kami membatasi masyarakat yang akan hadir hanya sekitar 100 ribu orang saja," kata Ketua Panitia Rumi, Agenanda Djatmika, Jumat. Menurut dia, untuk pengamanan kegiatan ini pihaknya akan dibantu dari Polda DIY yang siap menerjunkan sekitar 300 personil. "Selain dari Polda, pengamanan juga akan melibatkan dari Poltabes Yogyakarta dan Polres Sleman dengan jumlah personil yang cukup, namun mereka hanya bersiaga di masing-masing markas," katanya. Ia mengatakan, diperkirakan massa akan mulai berdatangan sejak pukul 08.00 WIB dan akan mencapai puncaknya sekitar pukul 11.00 WIB sebelum acara utama yakni deklarasi capres oleh Bugiakso. "Kami telah menyiapkan berbagai sarana pendukung seperti panggung utama dan layar monitor untuk membantu mereka yang tidak dapat mendekat ke panggung utama untuk mengikuti jalannya deklarai.. Sedangkan bagi masyarakat yang tidak dapat hadir dapat meyaksikan siaran langsung melalui salah satu stasiun televisi swasta," katanya. Lebih lanjut ia mengatakan, selain agenda utama Rumi yakni deklarasi Bugiakso tersebut, kegiatan ini juga akan dimeriahkan dengan pentas berbagai kesenian tradisional dan modern. "Ada berbagai atraksi kesenian untuk mendukung acara ini, mulai dari kesenian Jathilan, reog Ponorogo maupun barongsai serta pantas musik modern," katanya. Sementara itu penasihat Rumi, Noor Achmad Affandi mengatakan, kegiatan ini merupakan ajang untuk rakyat untuk menyatakan sikap politik dan sikap sejarah terhadap pemilu 2009 untuk melakukan perubahan. "Kita semua rakyat Indonesia, mulai dari buruh, petani, pemuda, pedagang maupun pengusaha hanya akan memilih presiden yang bersedia menjalankan agenda kerja yang disuarakan dalam Rumi," katanya. Ia mengatakan, garis besar program perjuangan `Semesta` (sebelas aksi menuju rakyat tidak menderita) yakni tanah untuk rakyat, Indonesia lumbung pangan dunia, pemenuhan perlindungan hak-hak rakyat pekerja, keadilan harga, hankam yang kuat untuk keselamatan rakyat, Indonesia sumber kemajuan peradaban dunia. "Selain itu juga pemenuhan dan perlindungan hak rakyat miskin, penguatan ekonomi rakyat, pembaruan hukum, persatuan negara-negara katulistiwa dan prakarsa untuk perdamaian dunia," katanya. Lebih lanjut ia mengatakan, saatnya rakyat memilih presiden perubahan yaitu presiden yang bukan karena keturunan, gelar kebangsawanan juga bukan karena pangkat dan kekayaan. "Kita pilih presiden yang benar-benar pilihan rakyat karena ideologinya, Pancasila-nya, perjuangan bersama pergerakan kaum muda serta sikap politiknya yang menolak neoliberalisme," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009