Mereka harus menumbuhkan usaha-usaha ekonomi kreatifnya melalui ekosistem digital.
Jayapura (ANTARA) - Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Komunikasi Politik Philip Gobang mengatakan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) di Jayapura, Papua, Rabu (24/8), menyasar usaha, mikro, kecil, dan menengah masuk ke pasar digital agar menjadi penggerak perekonomian digital Indonesia.

Saat ini, menurut Phillip di Jayapura, Papua, Selasa, kekuatan ekonomi nasional Indonesia itu justru masih ada di koperasi dan UMKM, yang menopang lebih dari 60 persen perekonomian nasional.

"Kalau mereka (UMKM) bisa memastikan dirinya masuk ke digital, kekuatan ekonomi digital Indonesia pada masa depan akan besar sekali, toh," kata Phillip saat meninjau persiapan Gernas BBI di Gelanggang Olah Raga (GOR) Cenderawasih Jayapura, Papua.

Kementerian Komunikasi dan Informatika, kata Phillip, mendukung dengan mendirikan fondasi perekonomian digital dengan membangun infrastruktur digital.

Sampai saat ini, berdasarkan data dari aptika.kominfo.go.id, sudah lebih dari 5.000 menara base tranceiver station (BTS) yang telah dibangun di Papua.

Ia menjelaskan bahwa BTS adalah sebuah infrastruktur telekomunikasi yang memfasilitasi komunikasi nirkabel antara peranti komunikasi (seperti telepon seluler) dan jaringan operator penyedia jaringan internet.

Menurut Phillip, membangun infrastruktur digital di Papua ini mempunyai tantangan (risiko) yang tidak kecil. Pertama, dari segi geografis di Papua ada gunung dan lembah, serta jaraknya jauh sehingga sarana transportasi andalan di sana masih melalui udara. Kedua, dari segi keamanan juga masih mengalami tantangan.

Namun, karena Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memerintahkan pembangunan infrastruktur digital itu untuk tetap berlanjut, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika memastikan di wilayah Papua, Papua Barat, dan seluruh provinsi yang ada di Pulau Papua dalam 2 tahun ke depan mesti bisa terhubung dengan jaringan internet.

Pada tahun 2023, Kementerian Komunikasi dan Informatika juga berkeinginan mengorbitkan Satelit Republik Indonesia (Satria) agar akses internet pada masa yang akan datang bisa langsung terhubung lewat satelit.

"Satria itu satelit milik pemerintah, ya, punya pemerintah, dan dia tentu kerja samanya dengan mitra operator seluler yang selama ini sudah ada di Indonesia, ya, termasuk swasta yang sudah kita kenal," kata Phillip.

Adapun satelit pengendali utamanya di bumi disiapkan di kawasan Cikarang, Jawa Barat. Sementara itu, 11 kota juga disiapkan untuk memiliki stasiun pengendali yang lebih kecil.

Apabila infrastruktur-infrastruktur digital itu selesai dibangun, kata dia, ekonomi akan memerlukan penggerak untuk memiliki kekuatan yang lebih besar.

Karena dengan investasi yang besar dari pemerintah maupun operator (swasta) untuk menyediakan infrastruktur digital, baik yang di darat melalui BTS atau kabel fiber optik maupun di udara melalui satelit, harus dapat dipastikan ekosistem digital juga dapat bertumbuh dengan baik di Indonesia untuk memanfaatkan infrastruktur itu.

"Investasi yang begitu besar agar akses internet berbasis 4G misalnya yang dibangun sekarang. Kalau itu tidak dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi sosial ekonomi masyarakat, bisa menjadi sia-sia infrastruktur itu," kata Phillip.

Oleh karena itu, Gernas BBI dan kegiatan lainnya untuk mendorong UMKM masuk ke dalam ekosistem digital menjadi sangat penting. Supaya pembangunan infrastruktur digital yang dicanangkan nanti tidak menjadi sia-sia.

Kegiatan seperti Gernas BBI penting untuk mencerahkan masyarakat tentang bagaimana cara yang benar untuk memanfaatkan infrastruktur digital tersebut, yaitu mereka harus menumbuhkan usaha-usaha ekonomi kreatifnya melalui ekosistem digital.

Baca juga: Gernas BBI, "Sambal Baba" andalkan kearifan lokal khas Papua
Baca juga: Menkominfo rancang Gernas BBI bangkitkan ekosistem digital IKM Papua

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022