Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan UKM mencatatkan 1.160 Pelaku Usaha Mikro Kecil (PUMK) dari 2.400 PUMKM atau sekitar 52 persen telah menerima program Layanan Bantuan dan Pendampingan Hukum (LBPH).

“Selain itu, pendaftaran Nomor Induk Berusaha (NIB) untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sudah terealisasi sebesar 100 persen atau sebanyak 7.500 UMKM,” kata Staf Ahli Menteri Bidang Produktivitas dan Daya Saing Kemenkop Yulis saat memberikan sambutan dalam Hari Ulang Tahun (HUT) program MicroMentor Indonesia (MMI) ketiga di Jakarta, lewat keterangan resmi, Sabtu.

Program MMI merupakan hasil kolaborasi Kemenkop dengan Mastercard, Bank Commonwealth, dan Mercy Corps dalam rangka mendorong UMKM naik kelas.

Sinergi dengan MMI dilakukan untuk meningkatkan literasi transformasi digital dan membangun ekosistem pendampingan bisnis serta melindungi UMKM dengan keamanan siber.

“Kolaborasi antara Kemenkop dengan MMI telah berhasil menciptakan dua program unggulan, yakni akselerasi digital pendamping UMKM (SIGAP UMKM) dan Garda Transformasi Usaha Mikro (Garda Transfumi) yang telah menjangkau lebih dari 60 ribu UMKM dan 20 ribu relawan mentor di Indonesia (sejak MMI diluncurkan tahun 2019),” ujar dia.

Dari 64,19 juta UMKM di Indonesia, 64,14 juta merupakan UMK yang sebagian besar masih berasa di sektor informal. Hingga tahun 2019, UMK yang memiliki sertifikat hanya sebesar 4 persen, sehingga perlu didorong bertransformasi menjadi formal.

Karena itu, lanjutnya, Kemenkop berupaya meningkatkan transformasi UMKM dari informal ke formal melalui pembinaan dan pendampingan usaha mikro dalam perizinan usaha dan bantuan hukum.

“Saya berharap relawan pendamping yang telah berkolaborasi dengan MicroMentor terus bertumbuh ke depannya dan menjadi bagian dari solusi untuk akselerasi transformasi usaha mikro dan transformasi digital UMKM,” ucapnya.

Presiden Direktur Bank Commonwealth Lauren Sulistiawati mengharapkan melalui kolaborasi dalam program MMI dapat memperluas jangkauan hingga 100 ribu UMKM pada Januari 2023.

“Untuk mencapai target tersebut, literasi keuangan tidak cukup, sehingga perlu pendampingan dan dikerjakan bersama-sama dengan mentor yang ahli,” ungkap Lauren.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Mercy Corps Indonesia Ade Soekadis meyakini layanan MMI memberikan dampak positif kepada UMKM serta perekonomian Indonesia.

Memasuki tahun keempat, MMI akan meningkatkan fitur dan layanan yang tersedia. Melalui sistem pelatihan virtual, Mastercard telah menyediakan akses ke keahlian global dengan rangkaian pembicara ahli dan perangkat (toolkit) keamanan siber untuk UMKM Indonesia dari Global Cyber Alliance (organisasi nirlaba internasional untuk memberantas risiko siber) yang dapat diakses melalui platform MMI.

Bank Commonwealth juga memberikan dukungan dalam memberikan materi dan mentor terkait sistem pelatihan virtual dan webinar dengan topik seputar manajemen bisnis, sumber daya manusia (SDM), dan manajemen keuangan.

Baca juga: Kemenkop: Ekosistem digital transformasikan UMKM informal ke formal

Baca juga: LPDB-KUMKM dorong transformasi digital dalam meningkatkan layanan keuangan masyarakat


Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022