Demak (ANTARA News) - Fungsionaris DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kubu Muktamar Surabaya Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) menyatakan, wacana menuju islah atau rekonsiliasi yang berkembang dari kedua kubu, memberi harapan bahwa konflik di partai ini bisa berakhir tahun 2006. Demikian disampaikan Gus Ipul seusai memberi sambutan pada Musyawarah Alim Ulama dan Muskerwil DPW PKB Jawa Tengah, di Pondok Pesantren Futuhiyyah, Mranggen, Kabupaten Demak, Jateng, Sabtu. Syaifullah Yusuf yang juga Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal itu menyebutkan, munculnya wacana yang berkembang menuju islah, misalnya menggelar muktamar bersama dan menyusun kepengurusan PKB bersama. "Saya kira Gus Dur juga menghendaki damai," kata Gus Ipul yang keponakan Gus Dur itu. Untuk saat ini, katanya, biarlah wacana menuju islah terus berkembang dan diharapkan makin lama akan menemukan titik temu setelah diterima secara jernih kedua pihak. Gus Ipul optimistis pada tahun ini konflik internal di PKB bisa diselesaikan."Kalau sekarang belum selesai, biarlah. Namun upaya ke arah itu memang ada dan nanti juga akan selesai sendiri," katanya. Upaya penyelesaian kedua pihak saat ini sepertinya menemui jalan buntu, karena PKB versi Muhaimin mengantongi legalitas dari Departemen Hukum dan HAM, sedangkan PKB Choirul Anam gugatannya dimenangkan Mahkamah Agung. Menurut dia, tidak semua perbedaan antara PKB kubu Muhaimin Iskandar dengan PKB Choirul Anam menemui kebuntuan untuk dibicarakan lagi, masih banyak hal yang bisa dimusyawarahkan demi kepentingan konstituen PKB. "Sepanjang yang saya tahu, memang ada kenyataan yang tidak sehat di dalam partai, seperti pemecatan dan membuat keputusan sepihak. Tapi selebihnhya masih bisa dibicarakan," katanya. Konflik internal PKB yang berkepanjangan ini tidak saja merugikan PKB sendiri, tapi jauh lebih luas merugikan konstituen partai, karena dalam pilkda di beberapa daerah, calon PKB dipersoalkan oleh KPUD sehingga tidak bisa maju dalam pilkada. "Calon kepala daerah PKB di Tuban, Jatim malah ditolak KPUD, akibatnya kepentingan konstituen terabaikan," kata Gus Ipul.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006