Jakarta (ANTARA News) - Indonesia masih mengandalkan Singapura untuk memasarkan ikan hias karena terbatasnya jaringan penjualan petani ikan hias lokal menembus pasar global. Kepala Dinas Koperasi dan UKM DKI Jakarta, Sukri Bey di Jakarta, Selasa mengatakan, Indonesia termasuk negara kelima terbesar dalam ekspor ikan hias, namun di bawah Singapura dalam jumlah ekspor. "Padahal ikan hias di Singapura itu sebagian besar dari Indonesia," kata Sukri dis ela peresmian Pusat Ikan Hias (Ekspor) Johor Baru, Jakarta. Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha (Deputi IV) Kementerian Koperasi dan UKM Hasan Jauhari mengakui jaringan informasi maupun infrastruktur untuk pemasaran ikan hias Indonesia masih kalah dibanding Singapura. "Mereka lebih lengkap dan sudah memiliki lembaga riset sendiri. Kendala ini yang harus diatasi," kata Hasan. Salah satunya, menurut Hasan, dengan peningkatan promosi serta pembangunan pusat penjualan ikan hias ekspor seperti yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM DKI Jakarta. Sementara Menteri Negara Koperasi dan UKM Suryadharma Ali menyarankan agar petani ikan hias dapat memanfaatkan dana perkuatan sebesar Rp500 juta melalui Jakarta Micro Finance (JMF) yang dibentuk Pemprov DKI Jakarta. "Dana itu bisa diakses semua UKM termasuk UKM ikan hias," kata Suryadharma. Ia mengharapkan di daerah lain akan dibangun pusat ikan hias serupa untuk meningkatkan akses petani ikan hias ke pasar global. Humas Asosiasi Pedagang Ikan Hias (APIH) Jakarta, Asep Syarifuddin menambahkan, negara tujuan ekspor ikan hias selain Singapura di antaranya adalah Jerman, Belanda, Meksiko dan Arab Saudi. "Kalau kita ekspor selain Singapura, biaya yang dibutuhkan akan lebih besar. Petani lebih memilih untuk menjual ke pedagang di Singapura karena keuntungan yang didapat tidak jauh berbeda kalau kirim langsung ke negara tujuan," kata Asep. Berdasarkan data Departemen Kelautan dan Perikanan, volume ikan hias pada 2001 sebesar 14,6 juta dolar AS. Tahun 2004, angka itu meningkat menjadi 15,7 juta dolar AS. Nilai transaksi perdagangan ikan hias di pasar dunia diperkirakan mencapai 500 juta dollar AS.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006