Jakarta (ANTARA) - Malaysia berupaya menggenjot sektor semikonduktornya dalam menghadapi sejumlah tantangan yang memengaruhi pasokan cip di seluruh dunia, seperti disampaikan seorang veteran industri.

Tantangan-tantangan jangka pendek yang dihadapi oleh sektor itu antara lain permintaan yang tinggi, gangguan rantai pasokan, dan kekurangan tenaga kerja, ujar Presiden Asosiasi Industri Semikonduktor Malaysia Wong Siew Hai kepada Xinhua dalam sebuah wawancara baru-baru ini.

"Karena transformasi digital dan bisnis daring, yang semuanya berjalan secara daring, serta orang-orang harus bekerja dari rumah, permintaan cip pun meningkat," kata Wong.

Penutupan operasi manufaktur yang berselang-seling selama pandemi COVID-19, gangguan yang disebabkan oleh aktivitas cuaca di Malaysia, termasuk banjir, dan kesulitan-kesulitan yang berkelanjutan dalam mencari pekerja untuk pabrik merupakan tantangan besar bagi industri tersebut.

"Ketika Anda mengalami gangguan seperti ini, sangat sulit bagi Anda untuk memiliki semua bagian pada saat bersamaan. Karena Anda tidak memiliki satu atau dua bagian, Anda tidak dapat mengirimkan produknya; Anda harus menunggu bagian tersebut datang. Oleh karena itu, waktu yang diperlukan menjadi bertambah," ujarnya.

"Gangguan rantai pasokan ini masih terjadi. Mungkin tidak separah tahun lalu, tetapi masih terjadi," imbuhnya.

Wong menjelaskan bahwa gangguan yang mempengaruhi Malaysia memiliki dampak yang lebih luas karena negara tersebut memproduksi sekitar 7 persen dari pasokan global dan menampung 13 persen dari proses akhir (back end), termasuk tahap perakitan dan pengujian.
 
   Menurut Kementerian Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia, produk listrik dan elektronik senilai 455,7 miliar ringgit (1 ringgit = Rp3.366) diekspor pada 2021, naik 18 persen dibandingkan pada 2020 dan mewakili 36,8 persen dari total ekspor Malaysia (Xinhua)


Terlepas dari sejumlah tantangan tersebut, Wong tetap positif tentang masa depan sektor itu, yang disebut akan pulih dan berkembang pada tahun-tahun mendatang.

Permintaan yang melonjak tidak hanya membawa sejumlah tantangan, tetapi juga peluang-peluang besar, kata Wong, dengan perkembangan teknologi yang muncul, seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence), kemudi otomatis, dan lain-lain.

Malaysia sedang berupaya memperluas kapasitasnya dalam manufaktur cip dengan membangun lebih banyak pabrik, ujarnya, seraya menambahkan bahwa jumlah pabrik di negara itu diperkirakan akan bertambah secara eksponensial selama satu dasawarsa mendatang.

Dirinya menambahkan bahwa langkah-langkah untuk meringankan situasi termasuk pembicaraan dengan pemerintah untuk memfasilitasi masuknya lebih banyak pekerja asing dan program percontohan guna melatih lulusan sekolah setempat untuk bekerja.

"Itulah sebabnya Anda melihat banyak ekspansi, setidaknya di Malaysia ... dan kemudian Malaysia juga mampu menarik investor-investor baru di industri elektronik," katanya.

"Jika mereka berinvestasi, itu berarti mereka memproyeksikan bahwa pertumbuhan semikonduktor akan terjadi," ujarnya. "Jadi, sebagian besar perusahaan saat ini masih berinvestasi untuk jangka panjang."
 

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022