Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) dan ExxonMobil Oil Indonesia (EMOI) menandatangani kesepakatan kerja sama operasi (joint operating agreement/JOA) pengembangan Blok Cepu. Penandatanganan dilakukan antara Dirut PT Pertamina EP Cepu (PEPC), anak perusahaan Pertamina, Hestu Bagyo dan Presiden Direktur EMOI Peter Coleman yang mewakili anak perusahaan Mobil Cepu Limited (MCL) dan Ampolex (Cepu) Ptd Ltd (ACL) di Jakarta, Rabu. Turut menyaksikan penandatanganan tersebut Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Menneg BUMN Sugiharto dan Dirut Pertamina Ari H Sumarno. Selain itu, hadir pula Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Hulu (BP) Migas Kardaya Warnika, Komisaris Utama Pertamina Martiono Hadianto, Ketua Tim Negosiasi Blok Cepu Roes Ariawijaya, Vice President Planning, Commercial, and Public Affairs EMOI Maman Budiman, dan Executive Director Exploration EMOI Budiono. Penandatanganan tersebut mengakhiri berlarut-larutnya pembahasan JOA yang telah dilakukan sejak Oktober tahun lalu karena baik Pertamina maupun ExxonMobil sama-sama berkeinginan menjadi operator di Blok Cepu. Negosiasi masih juga belum selesai meski pemerintah telah membentuk Tim Negoisasi yang diketuai Deputi Menneg BUMN Roes Ariawijaya. Berlarut-larutnya pembahasan JOA diduga karena mantan Dirut Pertamina Widya Purnama sangat berkeinginan Pertamina menjadi operator Blok Cepu. Terbukti, beberapa hari setelah Widya digantikan Ari Sumarno, negosiasi Blok Cepu mencapai titik temu. Hasil kesepakatan yang dicapai adalah operator Blok Cepu dipegang Mobil Cepu Limited (MCL), anak perusahaan EMOI, selama 30 tahun operasi hingga 2035. Meski dipegang MCL, namun kegiatan operasi tersebut dilakukan bersama-sama Pertamina. Dalam Struktur Organisasi Bersama Cepu, posisi puncak yakni Komite Operasi Bersama (KOB) terdiri PEPC dan MCL. Di bawah KOB terdapat Organisasi Proyek Cepu (OPC) yang merupakan pelaksana proyek dan duduk sebagai General Manager adalah MCL dan wakilnya dari PECP. Selanjutnya, di bawah General Manager terdapat sejumlah manager. Pada tahap awal telah disepakati Manager Pelaksana Proyek Banyu Urip dipegang MCL dengan wakil PEPC dan Manager Perencanaan Pengembangan Proyek Banyu Urip dipegang PEPC dengan wakil MCL. Posisi manajer lainnya belum disepakati. KOB berwenang membuat dan memutuskan perencanaan operasi, rencana program kerja dan anggaran, persetujuan pengeluaran, dan mengawasi operasi. Sedang OPC bertanggung jawab melaksanakan keputusan KOB. Blok Cepu ditargetkan berproduksi dalam 31 bulan ke depan. Pada tahap awal, target produksi dari Lapangan Banyu Urip adalah 25.000-40.000 barel per hari dan setelah enam bulan diperkirakan mencapai puncak produksi 165.000 barel per hari. Secara total investasi pengembangan Blok Cepu mencapai 2,5-2,6 miliar dolar AS. Khusus investasi pengembangan Lapangan Banyu Urip mencapai 1,1-1,2 miliar dolar AS. Blok Cepu diperkirakan mengandung minyak 600 juta barel dan gas bumi 1,7 triliun kaki kubik. Selain Banyu Urip, lapangan produksi lainnya adalah Alas Dara/Kemuning, Jambaran, Sukowati, Cendana dan Alas Tua.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006